Home Ekonomi Ecopreneur di Bali Mendapat Perhatian Menparekraf Sandiaga Uno

Ecopreneur di Bali Mendapat Perhatian Menparekraf Sandiaga Uno

Ubud, Gatra.com - Program LIVE Ngobrol Bareng Mas Menteri (NGANTRI) 2.0 merupakan acara bincang-bincang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) bersama Key Opinion Leaders (KOL) untuk mendiskusikan seputar parekraf Indonesia.

Kali ini Menparekraf menggelar bincang-bincang dengan Anggita Butarbutar atau yang akrab dipanggil Gita Bhebhita, seorang penyiar radio dan Niluh Djelantik, tokoh masyarakat yang juga influencer.

Acara ini diadakan secara langsung di destinasi wisata di Indonesia. Saat ini, Mas Menteri berada di Ubud-Bali, dan akan membahas Bali Ecopreneur, komitmen untuk menjaga keberlanjutan pariwisata di Bali dengan memperjuangkan nilai-nilai lokal. Dengan melibatkan UMKM, dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

"Bali memang menjadi daya tarik, sebenarnya bukan hanya Bali tapi seluruh destinasi wisata dan ekonomi kreatif kita. Mari kita juga membicarakan konsep yang tidak berorientasi keuntungan tapi mari bicara pengusaha yang berorientasi terhadap melestarikan lingkungan," ujar Sandiaga dalam keterangannya yang diterima pada Sabtu (3/2).

Sandiaga mengatakan dirinya bertugas di Kementerian untuk memberikan kemajuan untuk bangsa dan negara.

"Sudah sepantasnya kita juga memperjuangkan mereka yang sangat dekat di hati terutama bagaimana kita memperjuangkan UMKM di Bali, karena tahun 2023 Bali mendapatkan penghargaan salah satu dari The Best Popular Destination" katanya.

Pada NGANTRI 2.0 juga hadir sosok local heroes yang tak hanya terkenal di Indonesia tapi juga dunia, yakni Niluh Djelantik. Selain sebagai pengusaha, mbok Niluh, sapaan akrabnya, juga seorang desainer dan juga seorang pejuang UMKM.

Sebagai salah satu bentuk cinta terhadap tanah kelahirannya, mbok Niluh juga menerapkan program zero waste sejak 2003, sudah sekitar 21 tahun. Mbok Niluh menggunakan sisa produksi sepatu menjadi aksesoris, tidak menggunakan pewarna dan bahan bahan kimia lainnya untuk produk usahanya.

Sementara Liza Deubez seorang penggiat UMKM di Bali, selaku Founder es krim Paletas Wey yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan Paletas Wey sangat mendukung kemajuan UMKM, diawali dengan menggunakan bahan produksinya yang asli dari Indonesia.

"Paletas Wey berkomitmen menciptakan produk yang enak, lezat, dan tetap sehat karena tanpa menggunakan pengawet, tanpa pewarna, rendah kalori dan rendah gula. Paletas Wey sangat mendukung UMKM dan warga lokal untuk naik kelas," ujar Liza Deubez.

Tidak hanya memproduksi es krim sehat, Paletas Wey juga berusaha konsisten menjalankan program zero waste pada produk -produknya. Seperti mengolah kulit buah menjadi kompos, menanam kembali biji buah dan membagikan secara gratis kepada petani lokal atau yang membutuhkan.

"Sebagai pelopor es krim buah sehat di Indonesia, Paletas Wey memiliki banyak varian rasa yang lezat, yang diminati banyak konsumen. Terdapat 15 varian rasa seperti Watermelon Lime, Mango Strawberry, dan Durian menjadi favorit banyak orang," jelas Liza Deubez.

"Saat ini Paletas Wey sudah kami pasarkan ke seluruh Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Lombok sampai ke Timika-Papua," lanjutnya.

66