Home Hukum Jamintel: Peran Intelijen Sangat Penting Deteksi Ancaman Keselamatan Negara

Jamintel: Peran Intelijen Sangat Penting Deteksi Ancaman Keselamatan Negara

Jakarta, Gatra.com – Jaksa Agung Intelijen (Jamintel), Reda Manthovani, mengatakan, peran intelijen sangat penting untuk mencegah dan menghentikan upaya yang berpotensi menggangu, mengancam, menghambat, serta menantang keselamatan negara.

Ia menyampikan arahan tersebut kepada para peserta diklat Satuan Tugas Intelijen Reformasi Inovasi (Satgas SIRI) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung (Badiklat Kejagung).

Reda dalam keterangan pers, Rabu (21/2), menyampaikan, pelatihan ini bertujuan untuk mengubah cara berpikir (mindset), budaya kerja (culture set) dan perilaku (behaviour) sebagai aparat Intelijen Kejaksaan dengan menitikberatkan pelaksanaan fungsi intelijen pada penegakan hukum untuk tindakan preventif.

Menurutnya, peran intelijen dapat dilaksanakan melalui upaya mencari, mengolah, dan menyajikan data dan informasi intelijen yang cepat (velox) dan akurat (exactus) sebagai dasar pengambilan keputusan strategis bidang penegakan hukum.

Akurasi dan kecepatan tersebut sangat relevan dengan tinjauan filosofis intelijen yang memiliki sifat “deteksi dini”, hasilnya berupa “peringatan dini”, dan tindaklanjutnya berupa “pencegahan dini”. Apalagi, kata Reda, personel intelijen kejaksaan merupakan indera negara (mata telinga negara).

“Efektivitas peran intelijen penegakan hukum dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu profesionalitas personel intelijen serta kualitas tata kelola data dan informasi intelijen,” ucapnya.

Melalui Diklat ini diharapkan sumber daya intelijen Satgas SIRI memenuhi kualifikasi dasar tertentu, bertalenta atau kerkarakter intelijen, selain kualifikasi tersebut.

“SDM Satgas SIRI juga wajib memegang teguh nilai dasar meliputi, skill, responsif, simpatik, dan kreatif,” kata Reda.

Sementar itu, Kepala Badiklat Kejaksaan Republik Indonesia, Tony Spontana, mengharakan pelatihan ini para peserta mendapatkan pengetahuan untuk menunjang pekerjaan di bidang intelijen.

“Perkembangan ini menghadirkan tantangan yang semakin kompleks,” kata Tony saat membuka pelatihan Satgas SIRI.

Menurutnya, dibutuhkan deteksi dini (early warning) dan peringatan dini terhadap berbagai bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT), termasuk bagi aparatur Intelijen Penegakan Hukum yang dimiliki Kejagung.

Ia menyampaikan, teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan manusia. Seluruh sektor kehidupan, baik swasta maupun pemerintah suka tidak suka harus beradaptasi, pun demikian dengan kegiatan intelijen.

Menurutnya, Era Society 5.0 muncul sebagai resolusi terhadap hubungan manusia dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Para peserta diharapkan mendapatkan pengetahuan untuk menunjang pekerjaan di bidang intelijen.

Dalam pelatihan Satgas SIRI ini para peserta akan mendapatkan tambahan pengetahuan seperti manajemen risiko, penggunaan teknologi penunjang kinerja intelijen, dan pelabagai pengetahuan lainnya.

83