Mataram, Gatra.com - Aksi penipun berkedok bantuan sosial untuk Pondok Pesantren sering terjadi. Kali ini menimpa Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arifin Madinatunnabi Babakan, Kota Mataram, TGH Multazam.
Dia mengaku tertipu puluhan juta rupiah oleh seseorang yang mengatasnamakan diri sebagai Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, dan Wali Kota Mataram Mohan Roliskana.
Korban dalam laporannya di Polresta Mataram menyebutkan, awal penipuan saat dihubungi melalui WA oleh seseorang yang mengaku sebagai Penjabat Gubernur dan Wali Kota Mataram.
“Tentu saja saya tak curiga, lantaran nomor yang menghubungi menggunakan foto kedua orang tersebut. Kebetulan saya sedang mengajukan proposal ke Gubernur dan Wali Kota lewat EO. Terus tiba-tiba WA pak Penjabat Gubernur dan Wali Kota, pakai seragam lengkap menghubungi saya,” kata TGH Multazam, kepada sejumlah media, Kamis (14/3).
Korban pun dikirimkan bukti transfer Rp30 juta. Bukti transfer yang tertera, tercantum nama Riski Muliana. Nama ini diakui staf gubernur, bagian keuangan. Tapi setelah itu, katanya angkanya harus dibagi dua, yang Rp 20 juta untuk Ponpes dan sisanya untuk pantai asuhan anak yatim.
Korban pun yakin dan mengikuti keinginan penipu tersebut, untuk mengirimkan sejumlah uang lebih dulu. Karena diminta segera, korban pun terpaksa menalanginya memakai uang pinjaman rekannya, dan mengirimkan segera ke nomor rekening yang diberikan oleh penipu.
Tidak berselang lama, kata Multazam, orang itu menunjukkan adanya bukti seolah-olah telah mentransfer Rp 55 juta ke rekening Pompes. Uang itu juga diarahkan untuk dibagi dua. Begitu juga transfer berikutnya dari Penjabat Gubernur.
Di hari lain, seseorang menghubungi dan mengaku sebagai Pak Mohan Wali Kota, itu WA lagi. WA seperti itu. Makanya besar sekali kerugian saya,” jelasnya.
Uang yang katanya sudah ke rekening Ponpes itu rupanya tidak ada perubahan saldo dalam rekening.
“Setelah saya cek rekening hari ini (13/3), ternyata saldonya tidak bertambah. Bukti transfer yang dikirim itu bodong,” tuturnya.
Atas kejadian ini Multazam langsung melapor ke Pemkot Mataram dan Polresta Mataram. Asisten I Pemkot Mataram yang mendampingi korban melapor ke Polresta Mataram menyebutkan, permintaan transfer uang tersebut ke korban adalah penipuan.
“Wali Kota Mataram tidak pernah meminta masyarakat agar mengirim uang ke rekening tertentu, apalagi mengatasnamakan instansi atau pribadi. Kami meminta masyarakat hati-hati dan tidak mudah percaya dengan penipuan mengatasnamakan Wali Kota. Kami juga sudah minta Dinas Kominfo membuat pengumuman”.
Pihak Polresta Mataram pun saat ini tengah menindaklanjuti informasi yang disampaikan pelapor. Kita akan dalami. Jangan mudah percaya dengan akun palsu.