Home Internasional Pengusaha Properti Terkaya Vietnam Dihukum Mati

Pengusaha Properti Terkaya Vietnam Dihukum Mati

Ho Chi Minh City, Gatra.com - Pengadilan korupsi terbesar di era komunis Vietnam sedang bergulir. Sebanyak 85 orang diadili, 200 pengacara terlibat dan 10 jaksa penuntut berusaha membuktikan tuduhan dengan berkas barang bukti yang beratnya mencapai enam ton. Nilai kerugian negara fantastis yaitu US44 miliar (sekitar Rp700 triliun).

Terdakwa utamanya adalah pengembang kakap Vietnam berusia 67 tahun. Dia divonis mati pada Kamis (11/4) karena menjarah salah satu bank terbesar di negara itu selama 11 tahun. Truong My Lan dihukum karena mengambil pinjaman sebesar $44 miliar dari Saigon Commercial Bank miliknya sendiri. Putusan tersebut mengharuskannya untuk mengembalikan $27 miliar, jumlah yang menurut jaksa penuntut tidak akan pernah bisa dikembalikan. Beberapa orang percaya bahwa hukuman mati adalah cara pengadilan untuk mendorongnya mengembalikan sebagian dari miliaran dolar yang hilang. Truong My Lan, yang menolak dakwaan dan dapat mengajukan banding.

Semua terdakwa dinyatakan bersalah. Empat di antaranya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Sisanya dijatuhi hukuman penjara mulai dari 20 tahun hingga tiga tahun ditangguhkan. Suami dan keponakan Truong My Lan menerima hukuman penjara masing-masing sembilan dan 17 tahun.

Profil Truong My Lan

Salah satu wanita terkaya di negara tersebut membangun kerajaann bisnisnya sejak akhir dekade 80-an. Truong My Lan berasal dari keluarga Sino-Vietnam di Ho Chi Minh City, yang dulunya bernama Saigon. Kota ini telah lama menjadi mesin komersial ekonomi Vietnam, sejak masa-masa ketika kota ini masih menjadi ibu kota anti-komunis di Vietnam Selatan, dengan komunitas etnis Tionghoa yang besar.

Dia memulai sebagai pedagang di kios pasar, menjual kosmetik bersama ibunya, tetapi mulai membeli tanah dan properti setelah Partai Komunis mengantarkan periode reformasi ekonomi, yang dikenal sebagai Doi Moi, pada tahun 1986. Pada tahun 1990-an, dia memiliki portofolio hotel dan restoran yang besar.

Meskipun Vietnam terkenal di luar negeri karena sektor manufakturnya yang berkembang pesat, sebagai rantai pasokan alternatif ke Cina, sebagian besar orang kaya Vietnam menghasilkan uang mereka dengan mengembangkan dan berspekulasi di bidang properti.

Semua tanah secara resmi adalah milik negara. Untuk mendapatkan akses ke sana, sering kali bergantung pada hubungan pribadi dengan pejabat negara. Korupsi meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dan menjadi endemik.

Kasusnya Mirip Krismon Indonesia

Pada tahun 2011, Truong My Lan sudah menjelma menjadi tokoh bisnis terkenal di Kota Ho Chi Minh, dan dia diizinkan untuk mengatur penggabungan tiga bank yang lebih kecil dan kekurangan dana menjadi entitas yang lebih besar: Saigon Commercial Bank.

Hukum Vietnam melarang setiap individu untuk memiliki lebih dari 5% saham di bank mana pun. Namun, jaksa penuntut mengatakan bahwa melalui ratusan perusahaan cangkang dan orang-orang yang bertindak sebagai kuasanya, Truong My Lan sebenarnya memiliki lebih dari 90% saham Saigon Commercial Bank.

Mereka menuduhnya menggunakan kekuasaan tersebut untuk menunjuk orang-orangnya sendiri sebagai manajer, dan kemudian memerintahkan mereka untuk menyetujui ratusan pinjaman ke jaringan perusahaan cangkang yang dikuasainya.

Jumlah yang diambil sangat mengejutkan. Pinjamannya mencapai 93% dari seluruh pinjaman bank.

Menurut jaksa penuntut, selama tiga tahun sejak Februari 2019, ia memerintahkan sopirnya untuk menarik 108 triliun dong Vietnam atau lebih dari US$4 miliar (sekitar Rp64triliun) dalam bentuk tunai dari bank, dan menyimpannya di ruang bawah tanahnya. Uang tunai sebanyak itu, bahkan jika semuanya dalam bentuk uang kertas pecahan terbesar di Vietnam, beratnya mencapai dua ton, kata BBC.

Dia juga dituduh menyuap banyak orang untuk memastikan pinjamannya tidak pernah diperiksa. Seorang mantan kepala inspektur di bank sentral dijatuhi hukuman seumur hidup karena menerima suap sebesar $5 juta.

Truong My Lan ( Photo courtesy of Van Thinh Phat )

Banyaknya publisitas resmi mengenai kasus ini menyalurkan kemarahan publik atas korupsi terhadap Truong My Lan, yang terlihat lelah dan tanpa riasan di pengadilan sangat kontras dengan foto-foto publisitas glamor yang pernah dilihat orang sebelumnya.

Kampanye Tungku Api Membakar Koruptor

Di Vietnam, ini adalah vonis yang langka. Truong My Lan adalah salah satu dari sedikit wanita di Vietnam yang dijatuhi hukuman mati karena kejahatan kerah putih.

"Saya rasa tidak pernah ada pengadilan seperti ini di era komunis," kata David Brown, seorang pensiunan pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang memiliki pengalaman panjang di Vietnam kepada laman BBC. "Belum pernah ada yang sebesar ini."

Persidangan ini merupakan babak paling dramatis sejauh ini dalam kampanye anti-korupsi "Tungku Api" yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong. Seorang ideolog konservatif yang mendalami teori Marxis, Nguyen Phu Trong percaya bahwa kemarahan rakyat atas korupsi yang tak terkendali merupakan ancaman eksistensial terhadap monopoli Partai Komunis atas kekuasaan.

Dia memulai kampanye dengan sungguh-sungguh pada tahun 2016 setelah berhasil mempertahankan jabatan tertinggi di partai. Kampanye ini telah menyebabkan dua presiden dan dua wakil perdana menteri dipaksa mengundurkan diri, dan ratusan pejabat didisiplinkan atau dipenjara. Kini, salah satu wanita terkaya di negara tersebut juga tergulung.

96