Brussels, Gatra.com - Uni Eropa mendukung permintaan PBB untuk melakukan penyelidikan independen terhadap laporan penemuan kuburan massal di dua rumah sakit Gaza yang hancur, dalam pengepungan Israel.
“Ini adalah sesuatu yang memaksa kami untuk menyerukan penyelidikan independen terhadap semua kecurigaan dan semua keadaan, karena memang hal ini menciptakan kesan bahwa mungkin telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia internasional,” kata juru bicara Uni Eropa Peter Stano, dikutip AFP, Rabu (24/4).
“Itulah mengapa penting untuk melakukan penyelidikan independen dan memastikan akuntabilitas,” tambahnya.
Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pada hari Selasa bahwa penyelidik internasional harus dilibatkan dalam penyelidikan atas penemuan mayat-mayat tersebut.
Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan mereka “ngeri” dengan hancurnya dua rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa di Kota Gaza dan Kompleks Medis Al-Nasser di Khan Younis.
Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan pada hari Selasa bahwa petugas kesehatan menemukan hampir 340 mayat orang yang diduga dibunuh dan dikuburkan oleh pasukan Israel di kompleks Al-Nasser.
Tentara Israel membantah klaim bahwa pasukannya telah menguburkan jenazah selama operasi di Al-Nasser “tidak berdasar dan tidak berdasar.”
Tentara mengatakan sekitar 200 militan tewas dan persediaan senjata ditemukan dalam operasi di Al-Shifa.
Sekitar 30 jenazah dilaporkan ditemukan terkubur di dua kuburan di halaman Al-Shifa.
Rumah sakit, yang mendapat perlindungan berdasarkan hukum internasional, telah berulang kali menjadi sasaran pemboman Israel selama lebih dari enam bulan perang di Gaza.
Israel menuduh kelompok militan Palestina Hamas menggunakan fasilitas medis sebagai pusat komando dan menyandera para sandera selama serangan di wilayah Israel pada 7 Oktober yang memicu perang. Hamas membantah klaim tersebut.
Serangan tanggal 7 Oktober mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang di Israel, menurut data Israel.
Sebagai pembalasan, Israel melancarkan serangan militer yang telah menewaskan sedikitnya 34.183 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.