Jakarta, Gatra.com - Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pengembangan kecerdasan buatan (AI). Pengembangan tersebut dinilai hadir di sektor pendidikan tanah air. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Bidang Pendidikan UNESCO Bangkok, Wang Libing.
Ia mengatakan, potensi besar pengembangan AI itu pun sejatinya membutuhkan dukungan dari pemerintah. Yang patut disyukuri, pemerintah Indonesia, diakui Wang, memberikan dukungan besar terhadap wacana pengembangan AI ini.
“Pemerintah yang juga sangat mendukung, melalui antusiasme kerjasama dengan Kemendikbudristek untuk meningkatkan pendidikan tinggi dengan menghadirkan teknologi AI,” ujar Libing dalam acara Leading Effective Integration of GenAl in Higher Education 2024 Southeast Asia Regional High Level Policy Dialogue di Jakarta, Kamis (25/4) lalu.
Libing juga memandang, dukungan pemerintah Indonesia terhadap pemanfaatan kecerdasan buatan pun akan berpengaruh pada upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Meski begitu, Libing juga mengakui adanya berbagai tantangan dalam upaya pengembangan AI. Salah satunya, sumber daya manusia untuk menjadi fasilitator pengembangan teknologi. Menurutnya, Indonesia masih memiliki kebutuhan tenaga ahli.
"Kemendikbudristek juga perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung pengembangan kapasitas SDM agar lebih kompeten untuk transformasi teknologi di pendidikan tinggi," tuturnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Abdul Haris juga memandang bahwa pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan merupakan keniscayaan. Sehingga kedepan, transformasi perguruan tinggi pun akan menitikberatkan transformasi yang selaras dengan arah perkembangan teknologi
“Perguruan tinggi itu dituntut untuk melakukan digital transformation. Jadi, kita tidak lagi sistem pembelajaran model tradisional," kata Haris.