Jakarta, Gatra.com- Kinerja Pendapatan bersih konsolidasian Astra Grup pada kuartal pertama tahun 2024 adalah sebesar Rp81,2 triliun, menurun 2% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023. Laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, sebesar Rp8,1 triliun, 5% lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023.
Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Grup menurun 14% menjadi Rp7,5 triliun. Penurunan kinerja ini merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan serta otomotif Grup.
Baca juga: Astranauts 2024: Kompetisi Inovasi Digital Startup dan Mahasiswa
“Kinerja Grup pada kuartal pertama tahun 2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya," kata
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/4).
Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2024 sebesar Rp5.113,4% lebih tinggi dibandingkan posisi pada 31 Desember 2023. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp7,4 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan Rp29 miliar pada akhir tahun 2023.
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp54,3 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan sebelumnya Rp52,2 triliun pada akhir tahun 2023.
Baca juga: Tembus Penjualan 16 Ribu Unit Mobil, SEVA Cetak GMV Senilai Rp 8,4 triliun di 2023
"Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, Grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang,” ungkap Djoni.