Jakarta, Gatra.com - UPLAND Project Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (Ditjen PSP) meyakini bahwa Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Biogas bakal menjadi masa depan pertanian yang ramah lingkungan. UPPO-Biogas merupakan bentuk nyata dari pertanian modern masa depan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Hermanto, dalam pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf dan Pelaksana Kegiatan di tingkat Kabupaten di Bandung Jawa Barat. Dia mengatakan, UPPO-Biogas merupakan jawaban atas pertanian modern.
"Jadi pertanian modern itu pertanian yang dibangun secara terpadu dalam kegiatan hulu sampai hilir dengan menggunakan inovasi teknologi yang tepat guna," kata Hermanto dalam keterangannya, Minggu (12/5).
"Tentu kegiatan yang sangat bisa memberikan kontribusi pertanian modern itu Biogas," tambahnya.
Dia menyebut pertanian yang dibangun di Indonesia adalah pertanian yang bersifat berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dia meyakini bahwa UPPO Biogas ialah salah satu kegiatan yang merupakan pertanian ramah lingkungan.
Dalam UPPO Biogas menghasilkan pupuk organik yang diharapkan dapat mengurangi pupuk kimiawi. Sehingga pertanian yang dibangun dalam konsep pertanian UPLAND Project berbasis ekologi dan ramah lingkungan.
Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan ataupun segar berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman.
"Secara umum kandungan nutrisi hara dalam pupuk organik tergolong rendah dan agak lambat terserap oleh tanaman karena masih terikat oleh bahan organik tersedia, sehingga diperlukan pupuk organik dalam jumlah cukup banyak," jelasnya.
Namun pupuk organik yang telah dikomposkan diolah baik dengan cara pengomposan (aerobik) maupun fermentasi anaerobik menggunakan biodigester dapat menyediakan unsur hara dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dalam bentuk segar.
Dia yakin dengan sistem UPPO-Biogas dapat menjadi masa depan pertanian dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Program yang efisien mencapai tiga target sekaligus produksi pupuk organik, mengolah gas metan menjadi biogas pengganti gas berbasis fosil, dan ketiga peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
"Saya harap UPPO-Biogas tidak hanya bergerak di bidang pertanian tapi juga menjadi bisnis prospek. Jadi selain untuk kelompok sendiri juga dapat dikomersialkan sehingga menambah penghasilan," jelasnya.
Project Management Unit UPLAND Project Farakka Sari mengatakan saat ini UPPO Biogas telah tersebar di 12 kabupaten di seluruh Indonesia di antaranya Lebak, Subang, Garut, Tasik, Banjarnegara, Magelang, Purbalingga. Malang, Sumenep, Lombok Timur, Gorontalo dan Minahasa Selatan (Minsel).
Dia menilai bahwa program UPPO-Biogas yang berjalan di 12 daerah bakal menjadi cikal bakal pertanian modern masa depan. Dalam sambutannya saat membuka acara pelatihan tersebut Farakka berharap, para fasilitator desa mendapat pengetahuan dan memiliki kemampuan untuk menyampaikan kepada masyarakat.
Para fasilitator desa dapat mengimplementasikan pengetahuan di tengah masyarakat desa. Dengan demikian, nantinya masyarakat petani dapat ditiru oleh masyarakat lainnya.
"Saya harap fasilitator desa ini bisa memahami dan memiliki pengetahuan untuk membantu petani-petani kita yang sifatnya teknis dalam mengembangkan UPPO-Biogas salah satunya," pungkasnya.