Madinah, Gatra.com- mBah Satemah, 89 tahun, tersenyum senang memperlihatkan giginya yang tinggal dua. Dia berkata lirih dengan Bahasa Madura. "Ayo segera ke sana. Nanti ketinggalan temannya," kata Sabar bin Said puteranya yang mengantarkan menjadi penerjemah.
Saat itu jemaah haji dari embarkasi Surabaya memang tengah mengantre di depan lift. Rupanya mBah Satemah sudah tidak sabar untuk beristirahat. Meskipun berusia tua menurut Said, hasil medical check up tidak ada penyakit sama sekali. "Semuanya bagus. Padahal untuk umur segitu mestinya kan ada penyakit ini-itu," katanya.
Mbah Satemah adalah salah satu dari 202 jemaah yang ditempatkan di Odst Al Madinah Hotel. Rombongan mBah Satemah tiba di hotel pukul 22.20 WAS atau pukul 02.20 WIB.
Ditanya tentang resep panjang umurnya, ternyata mBah Satemah memang menjalankan hidup sehat. Dia tidak pernah memakai bumbu instan. Semua bumbu masakannya alami. "Dia tidak mau menggunakan merica bubuk. Merica ya harus asli. Juga tidak mau menggunakan penyedap rasa," kata Sabar puteranya.
Uniknya, ibu lima anak yang hanya bisa berbahasa Madura ini juga tidak mau minum air kemasan. "Dia hanya minum air yang direbusnya sendiri," katanya.
"Airnya dimasukkan botol seperti itu. Dibilangin juga nggak mau," kata Sabar yang sehari-hari Kepala Sekolah Dasar itu.Sabarpun meminta ibunya untuk menunjukkan 'botol panjang' umur itu.
Di Madinah, Sabar berharap ibunya mau minum air zamzam. "Nanti kalau air zamzam sepertinya mau," katanya. Apalagi air zamzam yang dimasukkan botol panjang umur.
Sabar, Pak Sabar, mengantar ibunya ke tanah suci. Semoga menjadi haji mabrur dan mabruroh.