Jakarta, Gatra.com – Rektor Universitas Pancasila (UP) Jakarta, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU., mengatakan, lulusan UP harus menjadi manusia unggul dan terbaik di antara yang terbaik (human excellence dan primus inter pares).
Demikian pesan Prof. Marsudi dalam sambutannya pada acara Wisuda angkatan pertamanya sebagai rektor UP periode 2024–2028 pada Wisuda Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (21/5).
Dalam acara yang dihadiri sekitar 2.600 orang itu, Prof. Marsudi lebih lanjut menyampaikan, lulusan UP harus menjadi human exellence dan primus inter paris sehingga mampu memegang estafet kepemimpinan yang memiliki karakter nilai-nilai luhur Pancasila serta adaptif, produktif, inovatif, dan kontributif.
Sedangkan untuk menyambut berbagai tantangan dunia global, lanjut Prof. Marsudi, UP telah melakukan berbagai usaha, antara lain mendorong mahasiswa untuk berprestasi.
“Pada tingkat Internasional, melalui program IISMA [Indonesian International Student Mobility Awards] mahasiswa memiliki kesempatan belajar ke University of Pecs, Hungary, dan Universiti Malaya, Malaysia,” katanya.
Ia menjelaskan, mahasiswa UP dari berbagai fakultas juga meraih berbagai penghargaan, antara lain penghargaan Festival Film Internasional di Malaysia, kejuaraan di World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC) dan Lomba Nasional Olimpiade Farmasi, penghargaan business idea competition, dan digital poster competition pada the 6th national tourism student championship 2023.
“Serta terdapat mahasiswa yang memperoleh beasiswa BRIN dalam program TalentaBRIN (Barista),” katanya.
Untuk bidang non-akademik, mahasiswa UP meraih juara 2 di kejuaraan daerah Tarung Derajat, meraih Perak di Cabang Taekwondo Pekan Olahraga Nasional, dan mengikuti International Open Karate Championship Esa Unggul Cup 4 2023.
“Peningkatan kualitas mahasiswa tentunya dilandasi oleh kualitas dosen yang mumpuni, hal ini ditunjukkan melalui prestasi para dosen,” katanya.
Adapun sejumlah prestasi dosen UP, antara lain mendapatkan beberapa dana hibah dari Kemendikbudristek, BRIN, LPDP, kementerian lainnya, dan perusahaan swasta serta sumber dana internasional dengan total dana hibah penelitian sebesar Rp44,687 miliar.
Sedangkan untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat tercatat Rp9,509 miliar dari tiga sumber dana yang berbeda, yaitu Kemendikbudristek, kementerian lainnya, dan perusahaan swasta.
“Total dana yang telah bergulir dalam program Kedai Reka adalah Rp11,743 miliar bersama dengan dana mitra (DUDI) sebesar Rp14,658 miliar. Dengan perolehan tersebut, Universitas Pancasila menjadi tiga teratas perguruan tinggi nasional pada Klaster Utama,” ujarnya.
Menurut Prof. Marsudi, semua pencapaian di atas menunjukkan UP akan terus berkomitmen mendidik generasi muda yang tidak hanya kompeten dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki karakter Pancasila yang kuat, siap menghadapi tantangan global, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Ketua Pembina Yayasan UP, Dr.(HC.) Ir. Siswono Yudo Husodo, menyampaikan, persaingan di dunia tidak lagi mengenal batas negara atau wilayah.
“Telah menjadi the borderless world ini, tidak hanya sebatas di dalam negeri, tetapi juga lintas batas negara,” ujarnya.
Ia mengatakan, dunia meramalkan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke-4 di tahun 2050, di bawah China, India, dan AS. Indonesia memiliki faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu besarnya PDB yang diatas 1 triliun dollar AS.
“Di kawasan Asia Tenggara, hanya Indonesia yang memiliki faktor ini. Negara kita sekarang ada di ranking 15 dunia dari segi PDB,” katanya.
Menurut Siswono, semua studi empirik menunjukkan bahwa suatu negara yang telah mencapai angka PDB di atas US$1triliun memiliki dorongan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Ia optimistis pada tahun 2045, negara Indonesia akan meraih kejayaannya atau Indonesia Emas dan menjadi negara maju yang penting dalam konstalasi ekonomi global.
“Oleh karenanya, generasi muda harus siap, memiliki achievement motivation, dan semangat kerja untuk terus menerus melakukan inovasi dalam berkarya,” katanya.
Adapun wisuda kali ini bertajuk “Peran Generasi Muda Unggul Berkarakter Pancasila dalam Pembangunan Indonesia Berkelanjutan”. Total lulusan UP yang diwusuda kali ini sebanyak 837 orang.
Sementara itu, Anggota Pembina Yayasan UP Jakarta, Prof. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan orasi ilmiah dan menjelaskan bahwa World Economic Forum memperkirakan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2025.
Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Keuangan (Menkeu) ini, lebih lanjut menyampaikan, adapun PwC memperkirakan bahwa pada pertengahan 2030-an, 30% pekerjaan dapat terotomatisasi.
“Selama gelombang pertama dan kedua, diperkirakan bahwa perempuan beresiko terkena dampak otomatisasi, karena banyak yang menjalani pekerjaan bersifat administratif,” katanya.
Dalam jangka panjang, banyak pria yang akan terdampak juga karena mesin akan menggantikan banyak pekerjaan yang sifatnya manual di berbagai sektor.
“Oleh karena itu, penting bagi lulusan perguruan tinggi agar tidak hanya mengandalkan ijazah, tapi juga kemampuan berpikir kritis, kreativitas, keterampilan interpersonal, dan berbagai soft skill lain yang mumpuni,” katanya.
Ia juga meminta agar para wisudawan/wisuawati dan mahasiswa UP agar menjadi wirausahawan atau enterpreneur yang sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini.
“Dengan modal yang Anda miliki, Anda sudah sangat layakn untuk menjadi wira usahawan. Anda akan berpeluang menciptaan lapangan kerja. Ingat, pengangguran masih ada di Indonesia termasuk penganguran terdidik,” ujarnya.
Ia berpesan, jangan menutup kesempatan untuk menjadi entrepreneur. “Jadi jangan tutup kesempatan Anda untuk menjadi enterpreneur. Jangan hanya mencoba menjadi entrepreneur karena tidak berhasil di karier profesional, tapi coba dua-duanya,” kata dia.
Bambang Brodjonegoro menyampaikan, Indonesia terhalang untuk menjadi negara maju karena kurangnya jumlah wirausahawan atau entrepreneur.
“Selamat atas keberhasilan Anda. Semoga perjalanan ini menjadi gemilang, Anda yang akan mengantarkan Indonesia ke kemakmuran dan kesejahteraan,” katanya.