Jakarta, Gatra.com – Laporan terbaru Accenture menyampaikan bahwa kita saat ini tengah mengalami pergeseran teknologi yang masif karena kecerdasan buatan (AI) dan teknologi disruptif lainnya menjadi “Human by Design”. “Human by Design” semakin menyerupai manusia dan semakin intuitif untuk digunakan, dan hal tersebut juga akan mendorong era baru dalam produktivitas dan kreativitas.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ketika teknologi berkonsep human-centric atau mengutamakan pengalaman pengguna, semakin berkembang, semakin mudah untuk digunakan, dan semakin terintegrasi di berbagai aspek kehidupan, hal tersebut akan membawa kita ke era di mana teknologi hadir di setiap aspek kehidupan tanpa kita sadari.
Laporan Technology Vision 2024: “Human by Design: How AI Unleashes the Next Level of Human Potential” juga menjelaskan lebih lanjut bagaimana teknologi seperti AI generatif yang telah berkembang secara eksponensial akan semakin menyerupai manusia. Hal ini tentunya akan meningkatkan kemampuan SDM secara signifikan untuk meningkatkan potensi para pekerja dan mengubah bagaimana bisnis dijalankan.
Menurut penelitian Accenture, AI generatif memiliki potensi untuk memengaruhi 44% dari seluruh jam kerja di seluruh industri di Amerika Serikat (AS), memungkinkan peningkatan produktivitas di 900 jenis pekerjaan yang berbeda, dan menciptakan setidaknya US$8 triliun nilai ekonomi global.
Country Managing Director Accenture Indonesia, Jayant Bhargava mengatakan, teknologi yang memiliki sifat Human Centric seperti AI generatif akan dapat meningkatkan potensi SDM dan memberikan manfaat bagi bisnis dan masyarakat. Namun, untuk mewujudkan manfaat ini memerlukan pendekatan “human by design” yang seimbang untuk memastikan penggunaan teknologi ini secara adil dan bertanggung jawab.
“Kami sangat terdorong oleh kemajuan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia, yang menunjukkan komitmen kuat dalam memanfaatkan teknologi ini untuk pertumbuhan transformatif,” kata Jayant.
Lebih lanjut, Jayant menjelaskan bahwa meningkatkan penggunaan AI secara bertanggung jawab memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki landasan digital yang kuat. Mereka harus mempertimbangkan infrastruktur teknis, model operasi, dan tata kelola untuk memenuhi permintaan komputasi yang tinggi sekaligus mengelola biaya dan penggunaan energi.
Terdapat empat tren utama dalam laporan Technology Vision 2024 "Human by Design":
1. A Match Made in AI- Mereformasi hubungan kita dengan ilmu pengetahuan
Tren ini menyampaikan bahwa AI telah mencapai era baru, di mana pengelolaan data dapat membantu AI berpikir selayaknya manusia dan bahkan memiliki kreativitas. AI kini mampu untuk memberikan respons yang dipersonalisasi dalam bentuk saran, rangkuman dari sekumpulan hasil, esai, gambar, atau bahkan karya seni alih-alih hanya menelusuri tumpukan hasil dari mesin pencarian.
Pencarian sekarang menjadi proses penggabungan berbagai hal, ini tentunya memengaruhi perusahaan di mana para pemimpin bisnis perlu melihat kembali peran informasi dalam organisasi dan membekali karyawan mereka dengan perangkat yang memiliki kemampuan AI untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan secara signifikan.
2. Meet My Agent: Ekosistem untuk AI
Tren ini berfokus pada berbagai asisten AI yang membantu individu dan menjadi bagian dari satu ekosistem yang saling terhubung. Asisten-asisten ini tidak hanya membantu dan memberi saran, tetapi juga mewakili kita untuk membuat keputusan baik di dunia fisik maupun digital. Dengan bekerja berdampingan, kehadiran asisten ini dapat melipatgandakan output kolektif dari para pekerja dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan yang memilih untuk berpartisipasi. Sebanyak 96% eksekutif setuju bahwa memanfaatkan ekosistem asisten AI akan menjadi peluang yang signifikan bagi organisasi mereka dalam tiga tahun ke depan.
3. The Space We Need: Menciptakan nilai dalam realitas baru
Perkembangan teknologi memungkinkan terciptanya era baru yang menciptakan pengalaman interaktif dan imersif di dalam lingkungan yang sepenuhnya disimulasikan oleh komputer. Hal tersebut dicapai dengan memperluas dunia fisik dua dimensi kita ke dalam lingkungan tiga dimensi baru yang diciptakan menggunakan komputasi spasial, metaverse, digital twins, dan teknologi AR/VR.
Tempat dan pengalaman baru ini akan memadukan dunia digital dan fisik sehingga mempertemukan kita dengan beragam pendekatan baru, mendorong inovasi, dan meningkatkan cara kita bekerja, hidup, dan belajar. Di sektor ritel, 33% konsumen menyatakan bahwa saat ini mereka sudah tertarik atau mulai tertarik untuk menggunakan teknologi komputasi spasial untuk berbelanja.
4. Our Bodies Electronic: Antarmuka manusia yang baru
Penggunaan teknologi inovatif yang dapat digunakan atau ditanamkan ke diri kita seperti wearables yang memiliki kemampuan AI, neuroteknologi penginderaan otak, serta pelacakan pandangan dan gerakan—dapat membuka pemahaman yang lebih baik mengenai diri kita, cara hidup, dan motivasi kita, serta menggunakan wawasan mendalam tersebut untuk meningkatkan cara kita bekerja dan berinteraksi. 94% eksekutif setuju bahwa teknologi antarmuka manusia akan memungkinkan kita memahami perilaku dan motivasi dengan lebih baik, sekaligus mengubah interaksi antara manusia dan mesin.
Jayant menjelaskan, AI juga pasti akan membentuk kembali dinamika kerja. Meskipun, otomatisasi pekerjaan yang menyeluruh kemungkinannya tidak terjadi. Sebaliknya, berbagai pekerjaan akan berkembang dan berubah seiring dengan penggunaan AI. Hal tersebut juga mendorong pentingnya pelatihan untuk menyelesaikan pekerjaan dan alur kerja kolaboratif antara manusia dan AI. “Organisasi yang menerapkan pendekatan AI generatif yang berpusat pada manusia dan bertanggung jawab akan menghasilkan nilai ekonomi yang signifikan, sebagaimana dibuktikan oleh penelitian Accenture yang memproyeksikan tambahan nilai ekonomi global senilai US$10,3 triliun,” tutup Jayant.