Madinah, Gatra.com- Kubah berdiameter 14-an meter itu tegar bertengger di langit-langit. Di sepanjang kelilingnya yang 44 meter tertulis ornamen kaligrafi. Kalimat basmalah diikuti surat Jumuah secara utuh 11 ayat. Masjid itu memang masjid Jumat dimana Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat Jumat untuk pertama kalinya, 4 hari setelah di Madinah.
Kami mengunjungi masjid di jalan Masjid Al Jum'ah, Madinah, 01/05. Juga dikenal sebagai Masjid Bani Salim, Masjid Al-Wadi, Masjid Al-Qubayb, dan Masjid 'Attika, diriwayatkan sebagai tempat nabi Islam Muhammad dan para sahabatnya melaksanakan Shalat Jumu'ah untuk pertama kalinya, selama hijrah (migrasi) mereka dari Mekah ke Madinah.
Terletak Letaknya dekat Wadi Ranuna', 900 meter di utara Masjid Quba, dan 6 kilometer di selatan Al-Masjid an-Nabawi. Saat migrasi dari Mekah ke Madinah, pada Senin 12 Rabi' al-Awwal Tahun 1 Hijriah, Muhammad dan kaum Muhajirin singgah di Quba selama empat hari. Pada pagi hari Jumat, mereka melanjutkan perjalanan menuju Madinah, singgah di kawasan Wadi Ranuna'.
Di tempat tersebut pada Jumat tibalah waktu shalat Dzuhur. Rasulullah SAW kemudian shalat dua rakaat didahului dua khutbah. Inilah shalat berjamaah Jumat pertama yang dilaksanakan Rasulullah SAW. Wilayah ini sekarang disebut Jumu'ah.
"Ini masjid tempat Nabi Muhammad shalat Jumat pertama kali. Nabi dan para sahabat berangkat dari masjid Quba," kata Aswadi Syuhadak, Guru Besar Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya.
"Dahulu ini adalah perkampungan tempat berkumpulnya orang. Jadi pemukimannya sudah ada, masjidnya belum ada. Jadi Nabi SAW melaksanakan shalat Jumuah. Jumuah itu kan tempat berkumpulnya orang," katanya. Jumu'ah dalam bahasa Arab artinya kelompok. Jadi shalat massal.
Awalnya, masjid ini dibangun dengan batu, kemudian dibongkar dan direnovasi beberapa kali. Sebelum direnovasi, masjid ini memiliki kubah dari bata merah, panjang 8 meter (26 kaki), lebar 4,5 meter (15 kaki), dan tinggi 5,5 meter (18 kaki). Di bagian timur terdapat pelataran berukuran panjang 8 meter (26 kaki) dan lebar 6 meter (20 kaki).
Renovasi pada 1988, Kementerian Wakaf pemerintah Saudi yang dipimpin Raja Fahd bin Abdul Aziz membongkar bagian lama dan pembangunan bagian baru yang meliputi tempat tinggal imam dan muazin. perpustakaan, Madrasah Tahfiz Alquran, musala wanita, dan kamar mandi. Pada 1991, masjid ini dibuka kembali untuk umum dengan kapasitas 650 jamaah, satu kubah utama yang jauh lebih lebih besar, dan empat kubah kecil. Sebelum direnovasi masjid ini hanya menampung 70 jemaah.
Mengalami beberapa renovasi sebelum sampai pada bentuknya sekarang. Renovasi kedua dilakukan Khalifah Bani Umayyah Umar II (Umar bin Abdul Azis). Renovasi ketiga dilakukan pada masa Kekhalifahan Abbasiyah antara tahun 734 hingga 748. Renovasi keempat dilakukan Syamsuddin Qawan pada abad ke-14. Renovasi pada masa pemerintahan Ottoman dipimpin Sultan Bayazid. Renovasi pada pertengahan abad ke-19 dipimpin Sayyid Hasan Ash-Sharbatli.