Home Teknologi Dukung Literasi AI, UKI dan University of Southern California Dirikan AI Center di Indonesia

Dukung Literasi AI, UKI dan University of Southern California Dirikan AI Center di Indonesia

Jakarta, Gatra.com- Universitas Kristen Indonesia (UKI) melakukan kerja sama strategis dengan salah satu Universitas terkemuka di Amerika Serikat, yaitu University of Southern California (USC) dalam membentuk pusat kecerdasan buatan (AI Center) berbasis universitas di Indonesia. Hal ini untuk membangun literasi Artificial Intelligence (AI) di masyarakat Indonesia, yang akan dimulai dari para mahasiswa UKI.

AI Center yang didirikan oleh UKI dengan kemitraan teknis dari University of Southern California (USC) ini bertujuan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan AI dengan menggabungkan keahlian dari kedua universitas untuk menghasilkan inovasi teknologi yang signifikan. AI Center juga akan menyediakan program pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi dalam bidang AI untuk mahasiswa dan profesional, serta membekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di era digital.

Baca juga: Surat Edaran Menkominfo Tentang Etika AI Dapat Melengkapi UU ITE

Pembina Yayasan Universitas Kristen Indonesia, Edwin Soeryadjaya mengatakan bahwa Universitas Kristen Indonesia sangat antusias atas kerjasama UKI dan University of Southern California (USC). Ini merupakan salah satu salah satu pemimpin dunia dalam pengembangan dan penerapan AI untuk pendidikan dan penelitian.

"Pembentukan AI Center ini merupakan AI Center berbasis universitas di Indonesia yang berkolaborasi dengan universitas ternama dari AS. Kami berharap AI Center UKI berkolaborasi dengan USC, akan melahirkan inovasi-inovasi lokal yang dapat bersaing pada tingkat global, serta memajukan sektor-sektor industri di Indonesia,” kata Edwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/6).

Indonesia berada di peringkat 3 dunia sebagai penyumbang kunjungan aplikasi AI pada tahun 2023 yang mencapai 1,4 miliar kunjungan. Sebagai negara dengan kunjungan aplikasi AI terbanyak, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan.

Baca juga: Pemanfaatan AI Didorong Jadi Jembatan Bagi Akses Pendidikan

“AI Center ini juga akan berfungsi dalam mendorong literasi AI di masyarakat dan jembatan untuk kolaborasi internasional, membuka peluang untuk proyek penelitian bersama, pertukaran akademik, dan mempercepat transformasi digital. Dengan demikian, AI center ini menjadi langkah penting dimulai dari lingkungan akademik UKI dan menjadi salah satu langkah strategis untuk menempatkan Indonesia dalam lingkup global sebagai negara yang berkomitmen dalam pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan,” Edwin menambahkan.

Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH., MH., MBA, Rektor UKI turut mengungkapkan optimismenya dalam sinergi UKI dan USC ini. “Kehadiran teknologi AI menjadi terobosan dalam dunia pendidikan dan personalisasi pembelajaran yang dapat memicu akselerasi pendidikan. Ini adalah momentum penting untuk UKI dan Indonesia untuk mendukung literasi AI, dan kami berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin untuk kemajuan bersama,” ungkapnya. 

Project Advisor UKI AI Center, Holip Soekawan menegaskan bahwa Revolusi AI sudah tiba. Layaknya Revolusi Agrikultur dan Industrial di abad 18 dan 19, yang diikuti Revolusi Informasi di abad 20. "Kita telah memasuki era Kecerdasan Buatan. Saat sebuah revolusi terjadi, pilihannya adalah untuk ikut pro-aktif, atau jadi penonton saja," tegasnya.

Baca juga: Aplikasi Coding Assistant Warnai Perkembangan AI

Menurut dia, kerja sama UKI dengan USC semoga bisa menjadi salah satu akselerator pengertian dan pelatihan AI di Indonesia dengan lebih konkret," ujar alumni USC dan anggota Dewan Pembina di yayasan Alumni USC Indonesia.

Ketua Pengurus Yayasan UKI, Edward Sirait mengatakan bahwa AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek secara positif. Dengan kemampuannya dalam menganalisis data secara cepat dan efisien, AI dapat memberikan wawasan yang bernilai bagi bisnis, ilmu pengetahuan, dan masyarakat secara umum.

“Kami berharap kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi yang memberikan dampak positif bagi kehidupan dan bisnis dalam berbagai sektor. Kerja sama ini adalah langkah penting dalam memajukan literasi AI dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan di era digital,” tutup Edward Sirait.

196