Jakarta, Gatra.com – Kalbe Corporate Sustainability Senior Manager, Abi Nisaka, mengatakan, pihaknya menggulirkan program tukar sampah organik dengan susu di Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), untuk menyehatkan bangsa.
Abi dalam keterangan pers, Kamis (6/6), menyampaikan, program tersebut digulirkan untuk menangani atau menurunkan angka stunting (tangkes) di kecamatan tersebut yang terbilang tinggi dan binaan pihaknya.
Tingginya angka stunting atau tagkes di Wonogiri salah satunya Kecamatan Baturetno sebagaimana disampaikan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek). Angka kasus tangkes di sana mengalami kenaikan sejumlah 10,9%.
Peningkatan angka kasus tengkes di Kabupaten Wonogiri turut didukung angka penimbangan anak yang hampir mencapai 100%, yakni 92%. Ini kurang 8% dari 45 ribu anak, yaknis ekitar 300-400 anak tidak menimbang.
“Kalbe merasa perlu untuk peduli dan mengambil peran terhadap isu tengkes yang menjadi agenda nasional bagi seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Kalbe Corporate Sustainability Assistant Manager SFD, Arie Wibowo, menjelaskan, program inovasi sosial juga menjadi solusi atas permasalahan tengkes dan sampah organik di Kecamatan Baturetno.
Menurutnya ada beberapa dusun di Kecamatan Baturetno yang menjadi sasaran Kalbe, yakni Sendang, Boto, Nglampeng, dan Gamping yang merupakan binaan Kalbe yang juga dialiri akses air bersih.
“Program ini juga menjadi win-win solution atas permasalahan sampah organik dan juga menjadi inisiatif yang baik untuk menekan angka tengkes,” ujar Arie.
Program inovasi sosial yang diinisiasi oleh Kalbe dipusatkan di pusat paguyuban warga masyarakat binaan. Matheus Dwi Pramono, salah satu penggerak program ini menjelaskan mekanisme pengumpulan sampah untuk mendapatkan susu.
“Warga membawa sampah organik sisa makanan. Selanjutnya, sampah tersebut ditimbang dan warga akan mendapatkan produk susu Kalbe,” katanya.
Ketua Paguyuban Tirta Asri di Dusun Sendang, Desa Watuagung, Theo, menambahkan, sampah organik yang dikumpulkan, dijadikan bahan baku program pengolahan sampah berbasis lingkungan yang juga diinisiasi oleh Kalbe.
“Selanjutnya, hasil pengolahan sampah tersebut dijual untuk menjadi modal penyediaan produk susu,” ujarnya.
Salah satu warga Baturetno, Yayu, mengaku terbantu atas program inovasi sosial yang diinisiasi Kalbe. Pasalnya, sebelum ada program ini banyak sampah makanan yang terbuang percuma.
“Terima kasih Kalbe yang bisa membantu permasalahan sampah ini. Saya juga bisa mendapatkan susu untuk saya konsumsi,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Wonogiri juga mendukung atas program inovasi sosial yang dilakukan kepada warga masyarakat, utamanya dalam menekan jumlah kasus tengkes.
“Inisiatif menukar sampah sisa makanan dengan susu sangat inovatif dan amat membantu kami dalam menekan jumlah tengkes,” kata Eko Nurharyono, Camat Baturetno.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wonogiri, Bahari, menyampaikan apresiasi yang sama. “Saya harap, program yang dilakukan Kalbe ini juga dapat direplikasi dan disebarkan di berbagai wilayah di Kabupaten Wonogiri,” ujarnya.