Home Regional Wacana TPST Jangan Digiring ke Pembangunan TPA

Wacana TPST Jangan Digiring ke Pembangunan TPA

Sukoharjo, Gatra.com - Munculnya wacana pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, mendapat perhatian dari sejumlah kalangan. Pasalnya, Bulu memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi obyek wisata alam.

Disisi lain, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo meminta isu TPST jangan digiring ke isu Tempat Pembuangan Akhir (TPA), karena dua hal yang berbeda.

Pengusaha dan sekaligus caleg DPRD terpilih Machmud Lutfi Huzain mengatakan, agar wacana tersebut dikaji ulang dan lebih mengedepankan intesifikasi dalam mengatasi persoalan sampah. Pihaknya siap jika dibutuhkan untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam mengatasi permasalahan tentang sampah di Sukoharjo.

"Bulu mempunyai potensi yang sangat besar untuk jadi ikon pariwisata khusunya jajaran Gunung Gajahmungkur. Gunung Gajahmungkur termasuk gunung berapi purba dengan potensi alam yg banyak sekali. Dan terdapat sumber air sungai dalam, jika dipakai TPA bisa mencemari kualitas sumber air sekitar, " kata Machmud, Jum’at (7/6/2024).

Machmud menyarankan kepada pihak terkait untuk fokus ke intensifikasi lahan dengan cara investasi di mesin pengolahan sampah berbasis teknologi yang dinilai jauh lebih efektif tanpa menambah lahan TPA. Dengan teknologi yang sudah diterapkan di kota besar dan luar negri sampah diolah dengan cara dikonversi menjadi energi pembangkit listrik sedangkan sisa residunya (abu) bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.

"Alatnya sudah ada, bisa dari Jerman atau dari Tiongkok juga ada dan sistem pengelolaan sampah ini sudah diterpkan di berbagai negara. Sistemnya semacam insenerator, sampah dibakar dan asap atau proses pembakaran bisa dikonversi menjadi listrik, sedangkan abunya bisa diolah menjadi pupuk," terang Machmud.

Pihaknya sendiri secara mandiri saat ini juga sedang memperjuangkan mengangkat potensi pariwisata di Kecamatan Bulu dengan membuka wisata alam di Gunung Gajahmungkur, Kedungsono Bulu. Alam yang masih lestari dan jauh dari polusi bisa menjadi salah satu referensi untuk tujuan wisata alam di Kabupaten Sukoharjo.

Dari hasil risetnya, di pegunungan Gajahmungkur memiliki sumber air dari aliran sungai bawah tanah yg cukup besar, hanya saja untuk memanfaatkanya membutuhkan teknologi modern. Hal ini karena pegunungan Gajahmungkur merupakan batuan keras yang terbentuk dari lelehan lava gunung api purba.

"Selain itu juga berpotensi terjadi dampak sosial yang tidak baik di Kecamatan Bulu jika ada TPA baru, yang selama ini adem ayem. Kalau menurut saya Pembangunan TPA ataupun TPST harusnya di pusat industri agar meminimalisir dampak kepada lingkungan," imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo Agus Suprapto mengatakan bahwa TPST dan TPA itu berbeda. Jika TPST merupakan tempat pembuangan sampah dimana ada pengelolaan sampah dengan sentuhan teknologi. Diharapkan di TPST tersebut nantinya menghasilkan bahan bakar untuk pembangkit listrik. Sedangkan TPA, merupakan tempat pembuangan sampah dengan konsep penimbunan.

"Harus dibedakan dulu, TPST dan TPA itu berbeda. TPST pengelolaan dengan teknologi, TPA sifatnya penimbunan, kalau sekiranya sudah penuh ditutup dengan tanah," kata Agus Suprapto.

Menurut Agus, yang rencana akan dibangun di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu adalah TPST, bukan TPA. Karena, untuk pembangunan TPA tidak memenuhi syarat.

"Jadi jangan digiring ke TPA gitu lho, TPST dan TPA itu berbeda," tandasnya.

36