Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum (Ketum) Nusantara Utama Cita (NU Circle), Gatot P. Utomo (Gus Pu), menyampaikan, pihaknya mendukung program makan siang gratis bagi murid di sekolah yang bakal digulirkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Gus Pu menyampaikan, NU Circle mendukung program tersebut karena sebelumnya sempat menjalankan program serupa, yakni sarapan gratis di sekolah berkerja sama dengan SDN Cikareteg 03, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Nina Krisna, guru senior di SDN Cikareteg 03, kepada Gatra baru-baru ini, menyampaikan, sekolahnya sempat menjalankan program sarapan gratis mulai tahun 2017 hingga 2019.
Awalanya, sarapan gratis bagi murid itu hasil urunan atau sumbangan dari guru-guru SDN Cikereteg 03 karena merasa iba banyak murid yang belum sarapan sebelum berangkat sekolah.
“Awalnya, kegiatan ini hanya sebulan sekali pada minggu [pekan] pertama kegiatan salat Dhuha di Jumah Berkah,” katanya.
Kemudian, sarapan gratis ini menjadi program amal setelah mendapat bantuan dari NU Circle yang dananya berasal dari Sekolah Dasar Kupu-Kupu di Jakarta.
“Setelah menerima bantuan dari Sekolah Kupu-Kupu, program sarapan pagi menjadi satu minggu [pekan] sekali pada kegiatan Jumat Berkah/Bogor Ngaos,” ujarnya.
Penerima manfaat program sarapan gratis tersebut hanya bisa untuk 50% siswa dari 280 siswa yang berangkat ke sekolah dalam keadaan perut kosong. Jikapun perutnya diisi sebelum masuk kelas, siswa mendapatkan asupan dari jajanan alakadarnya di lingkungan sekolah. Makanannya juga terbilang kurang sehat dan kurang bergizi.
Nina mengungkapkan, sejumlah 50% siswa yang tidak sarapan pagi sebelum berangkat sekolah sebagian besar orang tuanya, khususnya ibunya, adalah pekerja buruh tani harian lepas dan lainnya.
“[Para ibu] yang berangkat pagi hari dan pulang pada tengah siang, buruh pabrik, dan pembantu rumah tangga,” kata Nina.
Dana yang diterima dari amal orang tua dan siswa SD Kupu-Kupu selanjutnya dikelola pihak SDN Cikareteg 03 sebagai dana sarapan pagi. Bukan hanya 50% murid yang tidak sarapan sebelum sekolah karena kondisi di atas, namun 50% murid lainnya kini kebagian sarapan pagi.
Kualitas sarapan pagi yang diberikan pihak sekolah, tentunya disesuaikan dengan dana yang tersedia. Namun program ini sangat berarti bagi murid dalam menunjang proses belajar mengajar.
“Dampak dari program sarapan pagi yang dirasakan oleh guru adalah siswa lebih bertenaga, tidak lemas, tidak pucat, tidak mengantuk di kelas, lebih fokus dalam menerima pelajaran, dan lebih bersemangat melakukan banyak aktivitas pembelajaran,” ujar Nina.
Selain itu, volume sampah di sekolah semakin berkurang karena tingkat jajan siswa juga berkurang. Bagi siswa, dampak dari program sarapan pagi tersebut menjadikan mereka lebih semangat ingin cepat tiba di sekolah.
Selain itu, lanjut Nina, mudir lebih bergembira karena ada yang memperhatikan kebutuhan sarapannya. Ini juga menidik murid lebih disiplin, yakni harus tertib mengantre untuk mendapatkan makanannya dan yang paling utama siswa menjadi lebih sehat.
Sementara itu, Bambang Pharmasetiawan, Ketua Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan NU Circle yang pada masa itu menjabat sebagai Ketua Yayasan di SD Kupu-Kupu, membenarkan bahwa saat itu ada bagian dana dari Hari Amal SD Kupu-Kupu yang diberikan ke SDN Cikareteg 03 sampai saat pandemi terjadi.
“Semoga program sarapan pagi gratis dapat dilanjutkan pemerintah dan tidak hanya di SDN Cikareteg saja, tapi semua sekolah yang membutuhkan, karena sarapan gratis dapat meningkatkan semangat belajar para siswa,” katanya.