Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum Nusantara Utama Cita (NU Circle), Dr. Gatot Prio Utomo (Gus PU), menyatakan, pihaknya berkomitmen terus melanjutkan program-program yang telah dijalankan, termasuk uji coba sarapan pagi gratis siswa SD yang pernah dijalankan 2017–2019.
Gus PU dalam keterangan pada Kamis, (25/7), menyampaikan, pihaknya akan melanjutkan program tersebut karena banyak yang membutuhkan dan sejalan dengan program Makan Bergizi Gratis yang akan digulirkan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
NU Circle dalam kegiatan-kegiatannya melibatkan peran serta masyarakat, baik organisasi, perusahaan, maupun perorangan sehingga semua warga negara akan merasa memiliki program tersebut dan sebagai implementasi nilai Pancasila dalam hal gotong royong.
Ia mengungkapkan, salah satu program yang dilakukan NU Circle adalah Pojok Stunting di Poskestren KHAS Kempek Cirebon yang telah berjalan selama 7 bulan pada medio Juli ini. NU Circle menggandeng STIKes KHAS Kempek, Puskesmas Winong, dan Puskesmas Palimanan untuk melaksanakan program tersebut.
Pojok stunting yang melayani warga Desa Kempek dan Pegagan, Cirebon, Jawa Barat (Jabar), berbeda dengan program lain, yaitu yang dilayani adalah para balita yang kekurag gizi dan gizi buruk, ibu hamil dan menyusui serta mengalami anemia dan atau Kekurangan Gizi Kronis (KEK) yang disaring dari kegiatan 20 posyandu di dua desa tersebut.
Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian susu bubuk gratis untuk digunakan di rumah masing-masing selama 1–2 pekan, pemberian vitamin penambah nafsu makan, pemberian pil tambah darah ekstra, dan tentunya pada hari Pojok Stunting selalu mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Ia menjelaskan, setiap 6 bulan sekali akan dilakukan evaluasi bagaimana perkembangan status gizi secara keseluruhan dengan basis kemajuan status gizi masing-masing anak dan ibu perbulannya.
Sementara Pojok Stunting terus berjalan untuk pencegahan stunting, kini NU-Circle dan STIKes KHAS Kempek mulai menginisiasi program kemandirian agar setiap rumah tangga mampu menyiapkan paling tidak sebagian bahan makanan untuk makan mereka sendiri.
Hal ini, lanjut dia, karena gizi buruk pada sebuah keluarga tidak mampu biasanya bukan terjadi pada pola makan, tetapi lebih karena kemampuan ekonominya. Mereka pada intinya tidak memiliki kemampuan untuk membeli bahan pangannya yang bergizi dan jika disarankan untuk menanam bahan pangan mereka pun sama sekali tidak memiliki lahan.
Untuk itu, secara bersama-sama NU-Circle dan STIKes KHAS Kempek mulai menginisiasi menanam tanaman pangan dalam botol plastik, gelas plastik, ember plastik, dan bahan bekas lainnya.
Tanaman pangan pun bervariasi, mulai dari sayuran sampai sumber karbohidrat. Bahkan dengan ember bekas pun beternak lele dengan minimal pemeliharaan menjadi mudah dan murah, dan ini akan menjadi sumber protein bagi mereka setiap pekannya.
Nantinya, ujar Gus PU, para mahasiswa dapat diterjunkan bersama kader untuk mengajarkan cara bertanam sayuran dan bahkan kentang tanpa lahan serta memelihara ikan lele di ember bekas yang murah, sehingga setiap rumah tangga dapat memenuhi sebagian sayuran, karbohidrat, dan proteinnya.
Selain ke dua program tersebut, satu program lain yang menyangkut kemandirian dan makan gratis adalah program Hidroganik. Hidroganik merupakan kombinasi peternakan ikan dengan menggunakan kolam terpal dibarengi dengan menanam sayuran secara hidroponik.
Ujicoba sudah dilakukan secara sukses oleh santri Tani di Kempek. Panen nila merah sudah berhasil, ke depan direncanakan jika seluruh kolam sudah dijalankan, menunggu perbaikan seluruh atap, maka hasilnya sebagian di jual sebagai latihan wirausaha santri sekaligus sebagai modal untuk bibit dan pakan musim tanam berikutnya, sebagian lagi untuk makan santri sebagai pemenuhan gizi para santri di pesantren.