Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle), Dr. Gatot Prio Utomo, meminta Pemerintahan Prabowo-Gibran nanti lebih serius memperhatikan masalah rendahnya mutu anak dan generasi muda atau sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“Kabinet [pemerintahan Prabowo-Gibran] harus serius menangani masalah rendahnya mutu pendidikan nasional dan kompetensi anak Indonesia,” katanya dalam keterangan pers, Selasa, (16/7).
Gatot Prio Utomo lebih lanjut menyampaikan, pemerintahan Prabowo-Gibran harus menaruh perhatian lebih besar tehadap persoalan ini dan harus mengatasinya.
“Kami menyadari bahwa kualitas SDM Indonesia masih sangat rendah. Ini lampu kuning buat pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, perlu gerakan masyarakat secara nasional untuk meningkatkan mutu SDM Indonesia. Pasalnya, berdasarkan data tes Programme for International Student Assessment (PISA) yang konsisten menempatkan Indonesia di posisi terendah selama 20 tahun.
Skor PISA Indonesia pada 2018 untuk kemampuan membaca sebesar 371. Sedangkan, pada 2022 menurun menjadi 359. Selanjutnya skor matematika pada 2018 sebesar 379 turun menjadi 366 pada 2022.
Kemudian, skor kemampuan sains turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 pada tahun 2022. Skor rerata negara-negara yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu sains 476, membaca/literasi 476, dan matematika 472.
“Saya berharap kabinet ke depan harus diisi oleh profesional yang berani mengambil risiko tidak populis guna meningkatkan kualitas generasi Indonesia. Kita sudah terlambat 20 tahun untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain,” tandasnya.
Gatot menuturkan, NU Circle telah memulai sebuah gerakan nasional untuk meningkatkan kualitas membaca dan matematika melalui dua gerakan besar, yaitu Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) dan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Membaca (Gernas Tastaba).
Menurutnya, kedua gerakan ini telah berhasil membuktikan bahwa terjadi peningkatan signifikan kualitas guru matematika dan guru membaca setelah mendapatkan pelatihan.
“Kami punya laboratorium di Sumatera Selatan yang berhasil menunjukkan bahwa pelatihan matematika dan literasi membaca berhasil meningkatkan kualitas guru. Dengan mendidik guru menjadi berkualitas, kami sangat yakin akan terjadi peningkatan kualitas siswa,” tegasnya.
Agar gerakan ini semakin masif, NU Circle menjalin kerja sama dengan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Sumatera Selatan. Penandatanganan MoU antara Iluni UI Sumsel dan NU Circle untuk Peningkatan Kualitas Literasi Numerasi di Sumatera Selatan ditandatangani pada 13 Juli 2024 lalu.
MoU tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum Iluni Sumsel, Giri Kiemas, dan Ketua Umum NU Circle, Gatot Prio Utomo. Kerja sama ini akan diwujudkan dalam bentuk pelatihan pengajaran matematika yang sederhana, bernalar, dan kontekstual kepada para guru SD/MI melalui gerakan yang dinamakan Gernas Tastaka dan pembelajaran literasi melalui Gernas Tastaba.
Ketua Umum Iluni Sumsel, Giri Kiemas, mengatakan, peningkatan kualitas pendidikan dasar, khususnya dalam bidang literasi dan numerasi, sangat penting untuk membentuk fondasi kuat bagi generasi muda Indoensia.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Giri menyampaikan, keberhasilan program ini juga sangat bergantung pada pendekatan pentahelix yang melibatkan sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas, dunia usaha, dan media. “Dengan bekerja bersama, kita dapat mencapai hasil yang lebih maksimal,” katanya.
Kerja sama antara Iluni UI Sumsel dan NU Circle ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan dasar di Sumatera Selatan, dan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan inisiatif serupa.