Jayapura, Gatra.com – Bripda Aske Mabel, anggota polisi yang bertugas di Polres Yalimo, Papua Tengah, kabur membawa lari 4 pucuk senjata api laras Panjang jenis AK China ke hutan, pada Minggu, 9 Juni 2024, sekitar pukul 04.00 WIT. Desas desus bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Pihak TPNPB menegaskan, tidak pernah merekayasa yang bersangkutan untuk mencuri senjata tersebut dalam gudang Polres Yalimo. Namun sebagai simpatisan, tentunya dengan tangan terbuka mengapresiasi Bripda Aske Mabel jika ingin bergabung dengan TPNPB-OPM.
“Perlu kami tegaskan. Kami tidak pernah menyuruh atau merekayasa Bripka Aske Mabel mencuri senjata di Polres Yalimo, karena kami memiliki stok senjata yang lebih dari cukup," kata Juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, dengan nada diplomatis kepada Gatra.com pada Minggu malam, (9/6/2024), melalui rilis dilengkapi dengan foto dan rekaman suara (Vocenot).
"Namun jika dia, Bripda Aske Mabel mau bergabung dengan TPNPB OPM, tentunya kami idak menolak, terima dengan dua tangan terbuka,” katanya.
Sebby menegaskan, jika Bripda Ase Mabel ingin bergabung tentunya semuanya melalui proses sesuai ketentuan militer TPNPB OPM. Harus digembleng di antaranya melalui pendidikan, memahami aneksasi Papua ke Indonesia, dan lainnya selain pendidikan militer.
“Ketentuannya, setiap anggota TNI atau Polri yang mau bergabung harus melalui pendidikan, baik itu teori tentang dasar-dasar perjuangan Papua untuk merdeka. Ini seperti yang dilakukan terhadap Yotam Bugiangge dkk yang telah bergabung dengan TPNPB OPM,” jelas Sebby.
Sebby menyebutkan, banyak oknum anggota, baik itu TNI atau Polti anak asli Papua yang telah menyatakan ingin bergabung dengan pasukan TPNPB OPM memperjuangan pembebasan Papua dari kolonial Indonesia, di antaranya Pratu Lukius Matuan dari Batayon Infanteri (Yonif) 410 Alugoro.
“Banyak anggota TNI Polri anak asli Papua maupun non-Papua yang simpati dan sudah menyatakan akan bergabung. Tentunya kami siap saja. Well come. Karena mereka yang berniat bergabung itu tentunya paham aneksasi Papua ke Indonesia itu ilegal. Selain itu, adanya penindasan, kekerasan, dan pembunuhan terhadap banyak anak Papua oleh penguasa Indonesia,” kata Sebby.
Sesuai laporan piket Polres Yalimo, Bripka Aske Mabel, Minggu, 9 Juni 2024, pukul 04.00 WIT mendatangi SPKT Polres Yalimo dalam keadaan mabuk menggunakan pakaian preman dengan membawa tas ransel besar Kemudian masuk ke ruangan tempat penyimpanan senjata inventaris Penjagaan SPKT Polres Yalimo dengan alasan hendak mengisi baterai ponsel.
Namun ternyata, Bripka Aske Mabel mengambil senjata dan membawanya dalam tas ransel sebanyak 3 pucuk, sedangkan satu pucuk dipegang. Tindakan Bripda Aske Mabel sempat dihalau petugas jaga, namun yang bersangkutan justru melakukan perlawanan dengan mengokang senjata yang dipegang.
Petugas piket jaga yang terancam memilih menyelamatkan diri dan Bripda Aske Mabel keluar dari ruang penjagaan SPKT Polres Yalimo, langsung menyelinap ke hutan dan sekejap menghilang dalam kegelapan.
Petugas pengawasan kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Waka Poles Yalimo, Kompol Uding Alimudin, yang kemudian memerintahkan anggota untuk melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap Bripda Aske Mabel.
Sampai saat ini, Bripda Aske Mabel masih dalam pengejaran dan pencarian oleh anggota Polres Yalimo dipimpin oleh Waka Polres Yalimo dan Kabag Ops Polres Yalimo.
Adapun jenis senjata dan amunisi yang dibawa lari oleh Bripda Aske Mabel sbb: 1. Sejumlah 4 Pucuk AK 2000P. 2.Peluru Tajam 60 butir. 3. Peluru Karet 12 butir, dan 4. Peluru hampa 8 butir. Sampai saat ini Polres Yalimo masih melakukan pengejaran terhadap pelaku di hutan.
Polda Papua Membenarkan
Soalnya kaburnya Bripda Aske Mabel dengan membawa empat pucuk senjata dibenarkan Polda Papua. Menurut Kabid Propam, Kombes Roy Satya, akibat kejadian tersebut, Polda Papua akan mengirimkan tim untuk menyelidiki kejadian tersebut.
Bripda Aske Mabel adalah anggota organik dari Polres Yalimo dan senjata yang dibawa kabur pun milik Polres Yalimo.
"Yang pasti dicari dulu anggotanya, kemudian yang piket pada saat itu akan diperiksa," ujar Kabid Propam Polda Papua, Kombes Roy Satya (9/6).
Menurut Kombes Roy, tim sebenarnya sudah akan dikirim pada Minggu siang, 9 Juni 2024, tetapi tidak terdapat penerbangan menuju Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo.
"Besok, Senin, 10 Juni 2024, saya yang memimpin tim untuk berangkat ke sana," kata Kombes Roy.
Kombes Roy pun menegaskan bahwa seluruh hal yang menyangkut kejadian tersebut akan diperiksa, termasuk adanya dugaan informasi Kapolres Yalimo jarang berada di tempat tugas.
"Itu masih didalami, yang penting kita konsentrasinya mencari anggota yang bawa senjata dulu," kata Kombes Roy.