Jakarta, Gatra.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka suara terkait investasi Starlink milik Elon Musk di Indonesia. Menurutnya, pihaknya tidak terlibat langsung terhadap investasi tersebut.
Bahlil menjelaskan, berdasarkan data Online Single Submission (OSS), nilai investasi Starlink di Indonesia sebesar Rp30 miliar. Kemudian, jumlah karyawan yang terdaftar sebanyak tiga orang.
“Terkait dengan starlink Elon Musk, saya boleh jujur di ruangan ini, saya tidak menghandle langsung ini Starlink, saya juga tidak pernah, dan tim saya tidak pernah,” jelas Bahlil dalam Raker bersama Komisi VI DPR RI, pada Selasa (11/6).
Menurut Bahlil, pihaknya tidak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut terkait investasi Starlink di tanah air dengan dalih dirinya tidak ingin menimbulkan multiinterpretasi dari penjelasan tambahanya.
“Selain data yang kami punya, saya tidak bisa memberikan penjelasan tambahan,” jelasnya.
Bahlil juga berdalih, alasan pihaknya tidak terlibat dengan investasi Starlink ini, dikarenakan izin investasi bisa dapat keluar langsung melalui OSS, jika sesuai dengan aturan yang ada.
“Kami ini hanya bagian pendaftaran untuk NIB-nya saja terus kemudian izin dasar saja dan itu keluar tanpa harus ketemu tim lewat OSS sudah bisa, selama sudah ada notifikasi dari kementerian teknis itu sudah jalan. Jadi kajian mungkin lewat kementerian teknis, mungkin,” imbuhnya.
“Karena jujur kami tidak pernah membahas hal ini secara teknis, jadi kami tidak tahu, tidak terlibat. Saran saya, tolong tanya kepada yang terlibat saja,” jelasnya.
Sebagai informasi, internet Starlink adalah layanan internet satelit yg dikembangkan oleh SpaceX yang merupakan perusahaan teknologi milik Elon Musk. Starlink ini menggunakan konstelasi satelit rendah bumi (LEO) untuk menyediakan akses internet berkecepatan tinggi ke berbagai daerah di seluruh dunia, terutama di daerah-daerah terpencil.
Hadirnya internet ini khususnya untuk membantu masyarakat Indonesia yang kurang mendapatkan akses layanan internet. Nantinya, pengguna Starlink hanya memerlukan perangkat penerima kecil yang dikenal sebagai ‘dish’ untuk dapat terhubung ke jaringan satelit, dengan begitu masyarakat Indonesia dapat menikmati koneksi internet yang cepat dan andal.