Jakarta, Gatra.com – Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya, mengatakan, pembetukan Tim Profesional Pariwisata Nasional (TPPN) untuk menjadikan Indonesia sebagai player sumber daya manusia (SDM) pariwisata di ASEAN hingga global.
Nia dalam keterangan pada Rabu, (12/6), menyampaikan, Kemenparekraf membentuk Tim TPPN periode 2024–2025 bersama kementerian/lembaga terkait guna mewujudkan SDM pariwisata unggul dan berdaya saing global.
SDM kepariwisataan tersebut, lanjut Nia dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno”, sesuai dengan standar kompetensi profesional pariwisata yang ditetapkan dalam ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (ASEAN MRA-TP).
Ia menjelaskan, ASEAN MRA-TP merupakan sumber rujukan yang disepakati untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja profesional di sektor pariwisata kawasan ASEAN. Kurikulum ASEAN MRA-TP telah disepakati bersama para Menteri Pariwisata se-ASEAN sejak 2012 silam di Thailand.
Menurut Nia, kesepakatan tersebut ditujukan agar negara di kawasan ASEAN mendapatkan pengakuan atas standar kompetensi tenaga profesional di bidang pariwisata.
TPPN, lanjut Nia, nantinya akan memastikan penerapan ASEAN MRA-TP dapat dilaksanakan dengan baik, mulai dari lembaga pendidikan, pelatihan, juga sertifikasi.
Kemenparekraf menyampaikan selamat atas terbentuknya TPPN dan mengharapkan tim ini dapat mendukung percepatan terciptanya insan-insan pariwisata Indonesia yang unggul dan berdaya saing internasional.
“Jangan sampai kita menjadi pasar, tapi harus menjadi player. Apalagi kita sudah dikenal dengan hospitality yang baik,” kata Nia.
Direktur Standardisasi Kompetensi Kemenparekraf/Baparekraf yang juga Ketua Pelaksana TPPN, Faisal, mengatakan, salah satu hal yang akan dilakukan TPPN dalam upaya mempercepat implementasi ASEAN MRA-TP adalah dengan penguatan dan integrasi Satu Data ASEAN.
“Karena saat ini datanya masih parsial di masing-masing kementerian atau asosiasi. Ini yang perlu kita konsolidasikan sehingga ketika kita melaporkan dalam pertemuan-pertemuan di ASEAN, kita punya satu dasar untuk implementasi ASEAN MRA-TP,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Faisal, pihaknya akan melakukan upaya untuk menambah okupasi dari jumlah 230 di ASEAN, saat ini Indonesia baru memiliki 32 skema okupasi masih tersisa 198 sehingga perlu akselerasi.
“Kita masih fokus pada [standar] bidang hotel dan travel, padahal sudah ada bidang MICE, Event, dan SPA yang sudah disepakati di ASEAN. Karenanya kita tentu mencoba untuk menambah bidang-bidangnya,” kata dia.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) Kemendikbudristek, Nana Halim, mengatakan, pihaknya telah mengembangkan kurikulum kepariwisataan berstandar ASEAN.
Ia menjelaskan, kurukulum tersebut, yakni mengenai keahlian tata boga, tata busana, dan usaha perjalanan wisata. Ini khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengembangan kurikum tersebut telah dilakukan sejak tahun 2019 lalu.
“Pilot project diterapkan di 21 SMK dan kami telah mengirim sekitar 80 guru untuk menjadi master trainer di Indonesia. Tahun ini kita juga melatih lima kelas dengan masing-masing kelas 100 guru usaha perjalanan wisata untuk diperkenalkan tentang kurikulum ASEAN,” kata Nana.
Sementara itu, Direktur Standardisasi Kompetensi Program Pelatihan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Muh. Amir Syarifudin, mengatakan, kolaborasi melalui hadirnya TPPN ini sangat penting untuk dapat bersama-sama mengakselerasi penciptaan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten.
“Ketika [standar] sudah ada pengakuan antarnegara, maka masing-masing negara harus menyiapkan. Tentunya kalau kita lebih siap, kita tentu bisa menang, kita bisa mengisi tenaga kerja kita di luar,” ujar Amir.
Anggota Komisaris BNSP, Miftakul Azis, mengatakan, BNSP penjaminan mutu dari proses pendidikan dan pelatihan vokasi telah mengembangkan skema-skema sertifikasi dan kualifikasi dengan standar ASEAN.
“Dengan kebijakan yang ada di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif maka sudah tersedia skema sertifikasi kualifikasi ASEAN dan sebentar lagi kita juga akan me-launching Skema Okupasi ASEAN. Ini adalah skema bersama yang bisa tinggal dipakai teman-teman lembaga sertifikasi profesi,” kata Azis.