Home Teknologi Setuju Dengan Luhut, Pengamat TIK: Starlink Buat Tower BTS Kurang Dibutuhkan

Setuju Dengan Luhut, Pengamat TIK: Starlink Buat Tower BTS Kurang Dibutuhkan

Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meyakini menara telekomunikasi BTS tidak diperlukan lagi seiring dengan kehadiran Starlink. Luhut mengatakan, layanan internet milik Elon Musk tersebut, dapat membuat masyarakat bisa memperoleh akses layanan internet, pendidikan, hingga kesehatan yang lebih baik.

Pernyataan Luhut tersebut, dikomentari positif Ketua Komite Penyelarasan Teknologi Informasi Komunikasi (KPTIK), Dedi Yudianto. Ia juga memandang, pernyataan Menteri Luhut itu, sama sekali tidak ada kaitannya dengan operasional BTS milik operator selular.

"Padahal yang disorot lebih kepada Pembangunan BTS Kementerian Kominfo untuk daerah 3T yang saat ini lagi terjerat kasus korupsi," ujar Dedi kepada media, Rabu (12/6).

Secara teknis, lanjut Dedi, keberadaan tower BTS menjadi kurang dibutuhkan ketika layanan yang sama masuk Indonesia, tanpa harus menggunakan infrastruktur tower.

Tenaga Ahli Kewirausahaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini pun menyarankan, agar beberapa pihak untuk tidak berkomentar negatif. Terutama yang ingin mendesak pemerintah untuk menghentikan operasional Starlink gara-gara panik atau takut kalah bersaing.

"Persoalan utama saat menggunakan Starlink, masalah layanan internet di wilayah yang temasuk 3T tidak perlu lagi menunggu dibangunkan menara BTS. Hadirnya Starlink bisa memberikan layanan kesehatan dan pendidikan ke masyarakat sengan jarak jauh," kata Dedi.

Dedi juga mengatakan, ternyata bukan hanya operator satelit yang merasa terganggu dengan kehadiran Starlink dan pernyataan Luhut. Malah ada pihak asosiasi dan organisasi yang tidak ada kaitan langsung, ikutan ribut dan berkomentar menambah keruh suasana.

“Mungkin kelompok ini difasilitasi oleh media online untuk bersuara. Mungkin karena pemiliknya punya kepentingan atau karena nggak tau masalahnya. Seharusnya tidak perlu meradang,” tuturnya.

Ia menjelaskan, meskipun layanan internet dari perusahaan ISP kalah jangkauan dari Starlink, tapi kapasitas-nya unlimited atau tanpa batas, karena menggunakan fiber optic. Sementara Starlink pasti terbatas karena menggunakan satelit, sehingga tidak perlu ditakuti berlebihan kecuali punya kepentingan lain.

"Jadi antara Starlink dan pengusaha ISP sangatlah berbeda. Jadi ngak perlu diributkan lagi, karena tidak yang terganggu dengan kehadiran Starlink yang menggunakan internet," ujar Dedi.

207