Semarang, Gatra.com - Bisa jadi setelah Kamis pekan lalu, pemahaman mahasiswa yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah, tentang sawit, semakin positif.
Soalnya selama seharian, ratusan mahasiswa dari 15 kampus yang ada di kota berjuluk Venetia van java itu, dapat asupan cerita soal sawit tadi di Novotel Semarang.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang menggelar acara itu, persis seperti acara yang juga sudah digelar di kota yang ada di provinsi lain.
Sederet narasumber pun didapuk untuk berbicara. Mulai dari Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal Sutawijaya; Ketua Bidang Kampanye Positif GAPKI, Edi Suhardi; Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Sri Raharjo, dan Direktur AKPY-STIPER yang juga Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sawit Indonesia (ALPENSI), Dr. Sri Gunawan.
Amanda Caesa, putri pelawak kenamaan Tanah Air, Parto, ini juga dihadirkan BPDPKS di acara GenSawit itu. Biar semakin masif informasi soal sawit di media sosial (medsos). Maklum, Amanda, selain seorang penyanyi, pembawa acara, juga pegiat medsos.
Di sinilah acara ini menjadi semakin menarik. Sebab semua orang tahu, bahwa Generasi Z paling doyan bermedsos. Suka tidak suka, mereka menjadi generasi yang paling rentan terhadap paparan informasi negatif. Tak terkecuali soal sawit.
Di Novotel itu, BPDPKS mencoba menyodorkan fakta objektif tentang sawit tadi. Termasuk juga program-program yang sedang dijalankan oleh BPDPKS.
"Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan edukasi bagi teman-teman mahasiswa terkait kelapa sawit secara obyektif. Pemberitaan terkait fakta obyektif kelapa sawit juga menjadi penting," ujar Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, Muhdi, dalam sambutannya.
BPDPKS adalah Badan Layanan Umum (BLU) di bawah naungan Kementerian Keuangan yang berperan melaksanakan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit, "Baik dana pengembangan maupun dana cadangan pengembangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku," tambahnya.
BPDPKS juga terus berkolaborasi melakukan promosi penggunaan kelapa sawit di tingkat nasional maupun internasional.
"Sebagai bagian dari Indonesia, kita harus memahami kebaikan-kebaikan sawit itu. Biar kita, khususnya mahasiswa, tidak terus-terusan terpapara informasi yang tidak benar tentang sawit tadi," kata Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, pula saat membuka acara GenSawit itu.
Lelaki 53 tahun ini kemudian mengajak orang-orang yang ada di ruangan itu untuk sama-sama menyuarakan kebaikan kelapa sawit.
"Sebab di luar sana banyak terpaan kabar buruk tentang sawit yang sesungguhnya tak lebih dari rasa tidak senang terhadap produktifitas sawit yang lebih besar ketimbang minyak nabati mereka," Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS ini mewanti-wanti.
Dalam melancarkan cerita-cerita buruk tadi kata Ketua Bidang Kampanye Positif GAPKI, Edi Suhardi, NGO anti sawit selalu memakai masalah kecil untuk menghadirkan masalah besar. Ini berbanding terbalik dengan sudut pandang scientific.
"Sampai sekarang, NGO selalu memakai isu lama untuk memojokkan sawit sampai. Kita tidak harus melihat sawit di sisi positif, tetapi harus melihat secara objektif dan logis. Jangan pakai kacamata kuda, hanya melihat sisi negatif nya saja," ujarnya.
Salah satu informasi positif sawit yang layak disampaikan itu menurut Edi adalah manfaat sawit bagi kesehatan.
Di sisi lain, Achmad Maulizal mengatakan bahwa sawit Indonesia adalah salah satu sektor yang mendukung pencapaian SDGs.
Hanya saja saat ini, sawit Indonesia masih menghadapi tantangan seperti produktivitas rendah, keterampiran bertani yang perlu ditingkatkan, kualitas benih yang tidak baik, biaya produksi tinggi, kurangnya sarana prasarana, hingga kampanye negatif yang masih marak terjadi di dalam maupun luar negeri.
“BPDPKS menyelenggarakan Program Pengembangan SDM untuk menunjang peningkatan SDM tadi. Saat ini telah menyasar 21 provinsi di Indonesia. Ada 342 kelas pelatihan, 14.924 SDM yang dilatih, 14 perguruan tinggi, 6.265 mahasiswa penerima beasiswa, 3.050 lulusan penerima beasiswa," lelaki yang karib disapa Mauli ini mengurai.
Bagi Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Sri Raharjo, tidak ada yang lebih berkelanjutan dari bisa mengonsumsi komoditas kita sendiri, seperti minyak kelapa sawit.
"Penduduk Indonesia harus meyakini bahwa yang tumbuh di Indonesia itu, tidak akan menyakiti kita asal dikonsumsi secara tepat dan tidak berlebihan,” katanya.
Lantas Direktur AKPY-STIPER, Dr. Sri Gunawan menjelaskan, industri sawit mendukung 3 pilar sekaligus; People, Planet, dan Profit.
"Kerjasama antara mahasiswa, petani, perusahaan, pemerintah, dan NGO dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan industri sawit sangat diperlukan dan penting," katanya.
Abdul Aziz