Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (Sekjen DEN), Djoko Siswanto, menyebutkan indeks ketahanan energi Indonesia pada 2023 atau saat ini berada di kategori tahan dengan skor 6,64.

“Kondisi energi kita Alhamdulillah saat ini indeks ketahanan energi Indonesia sudah masuk ke angka 6,64. Artinya masuk ke kategori tahan,” sebutnya dalam acara Forum Kajian Pembangunan yang diselenggarakan SMERU Institute secara daring, Rabu (26/6).

Djoko menjelaskan, ada empat variabel yang digunakan untuk menghitung indeks ketahanan energi Indonesia. Yang pertama adalah ketersediaan atau availability, berkaitan dengan cadangan dan produktivitas energi, impor energi, cadangan energi Nasional, dan komitmen pemenuhan energi dalam negeri.

Kedua, akses terhadap energi atau accessibility, berkaitan dengan infrastruktur dan layanan untuk masyarakat dalam mendapatkan energi. “Infrastruktur akses masyarakat untuk mendapat energi belum tersebar merata di seluruh Indonesia,” ujar Djoko.

Yang ketiga mengenai harga atau affordability, berkaitan dengan disparitas harga energi, rasio pengeluaran biaya energi terhadap pendapatan, hingga subsidi energi.

Lebih jauh, dirinya menyoroti aspek penting yang keempat mengenai acceptability yang berkaitan kepada lingkungan. “Ini mengenai energi yang non-fosil, EBT. ‘Nah, kita baru mencapai angka 13,3 persen dari target kita,” katanya.

Dia memandang hal tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menuju net zero emission (NZE) di 2060 atau bahkan lebih cepat, asalkan diiringi dengan kolaborasi antar stakeholders.

Sebagai informasi, ketahanan energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup.