Home Ekonomi Sukses di Jatim, Peternakan Sapi Perah Ramah Lingkungan Akan Dikembangkan di Jateng

Sukses di Jatim, Peternakan Sapi Perah Ramah Lingkungan Akan Dikembangkan di Jateng

Solo, Gatra.com - Pertanian dan peternakan ramah lingkungan berbasis ekonomi sirkular terus dikembangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti peternakan sapi perah yang tengah berlangsung yang telah puluhan tahun menjadi sentra budi daya sapi perah.

Peternakan sapi perah telah lahir sejak masa kolonial dan berkembang pada 1970-an seperti di Jatim. Sejak itu, petani dan peternak lokal berkolaborasi dengan mitra yang menaruh komitmen pada sektor peternakan sapi perah dan komoditas susu sapi.

“Hubungan Nestlé Indonesia dengan komunitas peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur telah berlangsung selama hampir lima dekade sejak 1975. Dalam perjalanannya, kami bekerja sama dengan 31 koperasi di Jatim, denngan lebih dari 15 ribu anggota peternak sapi perah rakyat,” kata Syahrudi, Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia, dalam keterangannya, Senin (1/7).

Sejak itu, kerja sama petani dan mitra dalam mengembangkan peternakan sapi perah ini terus berlanjut hingga saat ini, seperti dengan membentuk perusahaan tersendiri, dan pabrik baru, hingga unit khusus yang yang memberikan pelatihan ke 27 ribu peternak, serta bantuan akses air bersih untuk mereka.

Setelah Jatim, menurut Syahrudi, langkah serupa juga akan diterapkan di Jateng. “Saat ini, kami turut mendorong mereka untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan sebagai bagian untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang,” katanya.

Saat ini, wujud peternakan ramah lingkungan dan praktik ekonomi sirkular itu dengan membangun lebih dari 8.700 unit kubah biogas untuk mengolah kotoran sapi menjadi energi terbarukan dan pupuk organik. “Hal ini sejalan dengan ambisi Nestlé untuk mencapai net zero emissions pada 2050,” ujar Syahrudi.

Siswantoro, salah satu peternak sapi perah KUD Sumber Makmur, Malang, menyatakan memperoleh sejumlah manfaat dari kerja sama dengan Nestlé terutama dalam dukungan fasilitas pelatihan dan bimbingan.

“Ini bermanfaat bagi kami sebagai peternak sapi perah bagaimana kami dapat menjaga kesehatan sapi perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi produk susu bergizi yang bahan bakunya berasal dari sapi kami,” tuturnya.

19