Home Internasional Jihad Islam Tembakkan Roket ke Israel

Jihad Islam Tembakkan Roket ke Israel

Gaza, Gatra.com - Kelompok Jihad Islam Palestina menembakkan rentetan roket ke Israel pada hari Senin.

"Tindakan itu sebagai unjuk kekuatan ketika tank-tank Israel mulai mendesak maju lebih jauh ke Gaza di tengah pertempuran sengit,” kata warga dan pejabat, dikutip Reuters, Senin (1/7).

Sayap bersenjata Jihad Islam, sekutu Hamas yang didukung Iran mengatakan para pejuangnya menembakkan roket ke beberapa pemukiman Israel di dekat pagar Gaza sebagai tanggapan atas kejahatan musuh Zionis terhadap rakyat Palestina.

Menurut militer Israel, sekitar 20 roket tidak menimbulkan korban. Namun, hal itu menunjukkan militan masih memiliki kemampuan roket hampir sembilan bulan sejak serangan Israel, yang katanya ditujukan untuk menetralkan ancaman terhadapnya.

Di beberapa bagian Gaza, militan terus melancarkan serangan terhadap pasukan Israel di wilayah yang telah ditinggalkan tentara beberapa bulan lalu.

Pada hari Senin, penduduk setempat mengatakan, tank-tank Israel memperdalam serangan mereka ke pinggiran kota al-Shejaia di timur Kota Gaza untuk hari kelima, dan tank-tank maju lebih jauh di Rafah barat dan tengah, di Gaza selatan dekat perbatasan dengan Mesir.

Militer Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah militan dalam pertempuran di al-Shejaia pada hari Senin, dan menemukan sejumlah besar senjata di sana.

Hamas mengatakan bahwa, di Rafah, militannya memancing pasukan Israel ke sebuah rumah yang dipasangi bom di timur kota dan kemudian meledakkannya, yang menyebabkan jatuhnya korban.

Di Rafah, militer Israel mengatakan bahwa serangan udara menewaskan seorang militan yang menembakkan rudal anti-tank ke pasukannya.

Israel telah mengisyaratkan bahwa operasinya di Rafah, yang dimaksudkan untuk membasmi Hamas, akan segera berakhir. “Setelah fase perang yang intens berakhir, pasukannya akan fokus pada operasi skala kecil yang dimaksudkan untuk menghentikan Hamas berkumpul kembali,” kata para pejabat setempat, 

Perang dimulai ketika para pejuang yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan membawa sekitar 250 sandera, termasuk warga sipil dan tentara, kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.

Serangan balasan Israel melalui udara, darat, dan laut sejauh ini telah menewaskan hampir 38.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan telah menghancurkan daerah kantong pantai yang dibangun dengan sangat padat itu.

Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara kombatan dan non-kombatan, namun para pejabat mengatakan sebagian besar yang tewas adalah warga sipil. Israel telah kehilangan 316 tentara di Gaza dan mengatakan sedikitnya sepertiga dari warga Palestina yang tewas adalah kombatan.

Upaya gencatan senjata terhenti

Upaya mediator Arab untuk mengamankan gencatan senjata, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah terhenti. Hamas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang dan menyebabkan penarikan penuh Israel dari Gaza. Israel mengatakan hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran sampai Hamas, yang telah memerintah Gaza sejak 2007, diberantas.

Otoritas Israel membebaskan 54 warga Palestina yang telah ditahan selama perang, kata pejabat perbatasan Palestina.

Di antara mereka adalah Mohammad Abu Selmeyah, direktur Rumah Sakit Al-Shifa, yang ditangkap oleh militer ketika pasukannya pertama kali menyerbu fasilitas medis tersebut pada bulan November.

Israel mengatakan Hamas telah menggunakan rumah sakit tersebut untuk keperluan militer. Militer telah merilis rekaman CCTV rumah sakit tersebut dari tanggal 7 Oktober yang memperlihatkan orang-orang bersenjata dan sandera di tempat tersebut dan telah membawa wartawan ke dalam terowongan yang ditemukan di kompleks tersebut.

Hamas telah berulang kali membantah menggunakan rumah sakit untuk keperluan militer. Abu Selmeyah menolak tuduhan tersebut pada hari Senin dan mengatakan para tahanan telah disiksa selama penahanan mereka, termasuk tidak diberi makanan dan obat-obatan dan beberapa telah meninggal.

“Saya mengalami penyiksaan berat, jari kelingking saya patah, dan saya dipukul di kepala hingga berdarah, lebih dari sekali,” kata Abu Selmeyah dalam konferensi pers di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah.

Israel pada bulan Mei mengatakan sedang menyelidiki kematian warga Palestina yang ditangkap selama perang serta kamp tahanan yang dikelola militer, tempat para tahanan yang dibebaskan dan kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh adanya penyiksaan terhadap para tahanan.

Militer Israel belum mengomentari pernyataan Abu Selmeyah.

25