Home Gaya Hidup Jelang Ramadan, Ratusan Penganut Kejawen Cilacap Gelar Ritual Bekten Sasi Ruwah

Jelang Ramadan, Ratusan Penganut Kejawen Cilacap Gelar Ritual Bekten Sasi Ruwah

Cilacap, Gatra.com – Ratusan penganut Islam Kejawen yang tergabung dalam Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menggelar ritual Bekten Sasi Ruwah di Panembahan Adiraja, menjelang Ramadan 1440 Hijriyah ini, Kamis (2/5).

Pemangku Adat PRKRS Kalikudi, Kunthang Sunardi, mengatakan bahwa ritual itu  merupakan wujud bakti keturunan Kiai Ditakerta dan leluhur lainnya, yang telah membuka Desa Kalikudi dan menyebarkan agama Islam di wilayah ini. Panembahan Adiraja merupakan kompleks permakaman cikal bakal atau nenek moyang para penganut kejawen Kalikudi.

“Kalau yang sekarang kan di makam Mbah Ditakerta. Adiraja itu makam  orang yang membuka Desa Kalikudi. Mereka yang berjuang membuka Desa Kalikudi dimakamkan di Adiraja,”  katanya saat dihubungi Gatra.com, Kamis (2/5).

Acara itu disebut  bekten sasi ruwah atau bekten sadran. Yakni ritual membersihkan kompleks permakaman leluhur secara adat. Ritual ini dipimpin oleh Kiai Kunci Pesemuan Lor. Dalam ritual bekten ada beberapa prosesi yang dilakukan antara lain resik makam, bekten, dan nyekar. “ Acara itu dipimpin oleh juru kunci,” kata Kunthang.

Ritual diawali dengan resik makam yaitu membersihkan makam, bekten yakni doa yang dilakukan berkeliling dari makam tertua ke makam-makam cikal bakal Kalikudi berikutnya, serta nyekar, yakni menabur bunga di setiap makam.

“Pagi-pagi, anak- putu (anak-cucu) Kalikudi di Adiraja, nyekar, bekten dan lain sebagainya,” ujarnya.

Seusai bekten, kata dia, ritual dilanjutkan dengan bekten dan nyekar di permakaman keluarga masing-masing di kompleks permakaman Karangsunthi, Kalikudi. Kompleks permakaman ini sudah bersifat umum. “Kemudian nanti sore, itu di Kalikudi, di Karangsunthi, itu di makam masing-masing keluarga,” ucapnya.

Pada malam harinya, ritual dilanjutkan dengan puji zikir di Pasemuan, yakni tempat ibadah bagi Islam Kejawen Kalikudi. Puji zikir  berlangsung di dua pasemuan, yakni Pasemuan Lor dan Pasemuan Kidul.  “Malam Jumat itu puji zikir di Pasemuan, sampai sekitar jam 11 malam,” katanya. 

Rangkaian sasi sadran, kata Kunthang  masih akan berlanjut pada Jumat pagi dan sore. Para penghayat Islam Kejawen  saling kunjung dan mendoakan tetangga-tetangganya seusai puji zikir sadran di Pasemuan pada Jumat siang.

Menurut Kunthang, ritual  itu sudah  berlangsung selama ratusan tahun dan dipertahankan hingga saat ini. Sadran sasi pisan membawa pesan agar manusia  selalu ingat akan kematian, mendoakan yang sudah meninggal, dan menjalin silaturahmi dengan sesamanya. Hal itu dilakukan sebagai  upaya untuk membersihkan diri menjelang Ramadan.

6485