Home Politik Kala Capim Firli Berlari, Pansel Mengaku Tak Istimewakannya

Kala Capim Firli Berlari, Pansel Mengaku Tak Istimewakannya

Jakarta, Gatra.com - Calon Pimpinan Komisi apemberantasan Korupsi (Capim KPK) dari institusi Polri, Irjen Pol Firli Bahuri menjalani tes wawancara dan uji publik di hari pertama pada hari Selasa (27/8). Namun, di tahap ini Firli menjadi sorotan publik dalam menjalankan tahap terakhir seleksi pimpinan Lembaga Antirasuah periode 2019-2023.

Pasalnya dalam tahapan ini, Firli akhirnya mau menjawab tudingan pelanggaran kode etik. Ia membantah dan memaparkan, memang ia bertemu, tetapi tidak mengadakan pertemuan khusus. Firli juga membantah telah menerima gratifikasi berbentuk penginapan hotel di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Beberapa tudingan ini dimintai klarifikasi oleh Pansel.

Diketahui, selama ini Firli bungkam dan tak mau menjawab soal dugaan langgar kode etik. Saat bertemu dengan mantan gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB), ia menjadi saksi dalam kasus dugaan divestasi saham PT Newmont.

Sesudah tes wawancara dan uji publik, Firli langsung keluar ruangan tes yang berada di aula Gedung 3 Kemensetneg.

Namun yang membuat heboh, Firli keluar melalui pintu belakang, bukan pintu utama. Awak media yang ingin mewawancarai Firli pun terkecoh. Firli dan ajudannya melalui pintu belakang dan terbirit-birit untuk menghindari pertanyaan awak media.

Firli dan ajudannya cukup cepat dengan sedikit berlari menuju mobil pribadinya. Namun akhirnya ia berhasil distop oleh awak media dan mau menjawab beberapa pertanyaan.

Kelakuan Firli yang mengambil jalan belakang dan menghindari wartawan menuai kritik dari koalisi kawal capim KPK.

Dalam keterangan tertulisnya, koalisi menduga kelakuan tersebut adalah bentuk pengistimewaan terhadap Firli. "Ada capim yang menggunakan akses pintu keluar berbeda dengan capim lainnya. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan perlakuan terhadap salah satu capim dan terkesan tidak egaliter."

Namun, ketika ditanyai soal dugaan tersebut, Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih membantahnya. Menurutnya tidak ada perlakuan istimewa untuk salah satu capim. Semua capim menurutnya diperlakukan sama rata.

"Enghak tahu. Saya malah gak tahu bagaimana [bisa begitu]. Biasanya enggak. Enggak ada yang ngasih jalur khusus," kata Yenti.

1537