Home Gaya Hidup Pakar Toponimi Usulkan Perda Bahasa Sunda di Jateng

Pakar Toponimi Usulkan Perda Bahasa Sunda di Jateng

Banyumas, Gatra.com – Pakar Toponimi yang juga Guru Besar Linguistik Universitas Padjadjaran (Unpad), Profesor Cece Sobarna mengusulkan agar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Bahasa Sunda di Jawa Tengah.

Cece mengatakan, Perda itu akan menjadi payung hukum untuk melindungi bahasa Sunda yang kini sudah mengalami gejala kepunahan. Padahal, berdasarkan riset yang dia lakukan, setidaknya ada tiga kabupaten di Jawa Tengah yang sebagian penduduknya menggunakan bahasa Sunda.

Tiga kabupaten tersebut yakni, Cilacap, Banyumas dan Brebes. Di tiga kabupaten ini ada beberapa wilayah yang mayoritas warganya merupakan penutur bahasa Sunda.

“Saya ke gubernur baru menyurati. Tapi belum ada respons. Coba lah diakomodasi, ya melalui Perda. Karena selama ini kan, Sunda dan Banyumasan. Tapi kan ada Sunda juga di situ. Nah, dengan adanya perda itu, gejala kepunahan bahasa bisa diantisipasi,” katanya, dalam Diskusi dan Workshop memahami Toponimi di Desa Dermaji, Banyumas, Jumat (30/8).

Dia menerangkan, contoh gejala kepunahan terjadi di Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, Banyumas. Di Desa ini, 20 hingga 30 tahun silam sebagian masyarakatnya masih berkomunikasi dengan bahasa Sunda.

Bahkan, sebagian penduduk yang kini telah lanjut usia masih fasih berbahasa Sunda. Tetapi generasi sesudahnya tidak lagi paham bahasa Sunda.

Dia menilai kepunahan bahasa Sunda di Jawa Tengah juga disebabkan keharusan bahasa Jawa sebagai bahasa lokal daerah. Karenanya, Perda tersebut akan berguna untuk melindungi bahasa Sunda di Jawa Tengah sebagai salah satu kekayaan lokal.

“Karena belajar dari kasus di sini, di Dermaji itu dulu tidak diajarkan bahasa Sunda. Jadi lama-lama hilang kan. Jadi untuk mencegah kepunahan bahasa secara luas,” jelasnya.

Cece Sobarna mengemukakan, bahasa Sunda di Jawa Tengah juga menunjukkan bahwa jejak budaya pasundan tumbuh dan berkembang meski di Jawa Tengah yang mayoritas berbahasa Jawa atau Banyumasan.

Salah satunya bisa dilihat dari penamaan sebuah tempat yang lebih berbau sunda dibanding Jawa. Misalnya, Cingebul, Cibrewek, Citunggul, Cireang, Cijurig dan lain sebagainya di Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas.

“Nama-nama tempatnya masih Sunda. Tapi ada juga yang sudah diganti menjadi bahasa yang lebih nasional,” ucap dia.

1099