Home Kesehatan Deteksi Dini Kanker Prostat, Ini Faktor Risikonya!

Deteksi Dini Kanker Prostat, Ini Faktor Risikonya!

Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASM, FACP menuturkan, angka kanker prostat di Indonesia semakin meningkat. Bahkan, menempati urutan ke-3 paling mematikan bagi pria di Indonesia, setelah kanker paru dan kanker  kolorektal.

Ia berujar, 90% faktor risiko kanker karena lingkungan. Namun, kanker prostat memang memiliki penyebab yang lebih khusus lagi. Berikut ini beberapa faktor risiko kanker yang disampaikan saat media briefing bersama Johnson & Johnson Indonesia di Kantor YKI Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/9).

Pertama, kanker prostat umumnya diderita pria berusia lanjut. Aru mengatakan, semakin bertambah usia, testis menjadi lebih besar. Melalui kemajuan kesehatan secara sosiokultur, terdapat survival reach manusia di Indonesia yang berumur panjang dibandingkan dua generasi sebelumnya. Selanjutnya, penyakit ini lebih rentan menyerang masyarakat Afro-American. Sedangkan di Indonesia, belum terdapat data terkait ras.

"Masyarakat yang keluarganya pernah menderita kanker prostat, kemungkinan terkena akan lebih besar. Selain itu, masalah hormon karena kadar hormon kita itu ikut memengaruhi. Kemudian, secara genetik, ada kelainan yang menyebabkan orang lebih mudah terserang kanker, apalagi kanker prostat," katanya. 

Dari beberapa pemicu itu, Aru membeberkan salah satu faktor lagi yang perlu menjadi perhatian masyarakat. Obesitas ternyata juga memicu kanker. Padahal, berdasarkan riset Kementerian Kesehatan, kegemukan di Indonesia menjadi persoalan karena menyebabkan penyakit tidak menular. 

"Kita semakin banyak mengikuti menu barat dengan lemak tinggi, sementara serat dan buah-buahan lebih rendah. Jadi, cara kita makan bukan hanya cepat saji saja, tetapi mencari makanan di luar sudah banyak ke arah menu barat yang banyak mengandung karbohidrat," ujarnya. 

Selanjutnya, pria di Eropa cenderung berpotensi lebih besar terkena kanker prostat dibandingkan orang Asia karena kurang terpapar sinar matahari atau kekurangan vitamin D.

"Ini menjadi satu isu yang penting Sebab, kurangnya vitamin D dianggap berpengaruh terhadap penyakit autoimun atau kanker," ucap Ketua YKI ini. 

705