Home Ekonomi Susi Titip Buku dan Pesan Saat Sertijab KKP, Apa Isinya?

Susi Titip Buku dan Pesan Saat Sertijab KKP, Apa Isinya?

Jakarta, Gatra.com - Menteri Kelautan dan Perikanan periode sebelumnya, Susi Pudjiastuti melakukan serah terima jabatan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Indonesia Maju, Edhy Prabowo di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Rabu (23/10).

"Tentu policy yang baik tolong diteruskan, yang tidak baik mohon diperbaiki. Itu tugas bapak [Edhy] semua saya rangkum dalam buku kecil karena saya tidak berpendidikan setinggi bapak-bapak semua," ucap Susi dalam sambutan.

Susi menuturkan dalam buku tersebut terdapat visi dan misi Presiden Joko Widodo yang menjadikan laut sebagai masa depan bangsa dan Indonesia. Hal ini menjadi poros maritim dunia.

"Lima tahun ini orang dengarnya laut. KKP yang dulunya tidak dikenal, sekarang dikenal," ujarnya.

Selain buku, Susi juga menitipkan beberapa pesan kepada Edhy, diantaranya adalah :

Pertama, menjaga Perpres No.44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal di mana salah satu isinya adalah melarang usaha perikanan tangkap untuk asing.

Kedua, perjuangan untuk meneruskan program lestari laut, bukan dalam arti kata konservasi semata, melainkan juga peningkatan produktivitas. "Terbukti tuna kita besar-besar, segar dan banyak jumlahnya. Nelayan carinya mudah, murah ongkosnya, makanya harus dijaga," ujarnya.

"Jadi tiga pilar [tersebut] mengawal visi pak jokowi menjadikan laut sebagai masa depan bangsa," katanya.

Susi menambahkan, visi presiden dengan kabinet Indonesia maju adalah memperbaiki sumber daya manusia (SDM). "Dulu saya bermimpi [menciptakan] 10 politeknik [dalam] setahun tetapi hanya mampu 7 politeknik dalam lima tahun. Saya yakin Pak Edhy lebih mudah. Badannya lebih besar dari saya, semuanya pasti lebih komplit," tuturnya.

Kemudian, Ia juga mengungkapkan pencapaian KKP yaitu neraca perdagangan Indonesia yang sudah berada di nomor satu Asia Tenggara. "Satu dari enam tuna yang ada di meja makan kita adalah milik Indonesia," ucapnya disambut tepuk tangan hadirin.

"Perikanan sekarang terbuka siapa saja, bisa kemana saja, bisa mancing tangkap pakai jaring dan hasilnya ada. Barangkali itu yang saya ingin bapak pertahankan," ungkapnya.

 

149