Home Gaya Hidup Sambal Belut Langganan Anggota DPRD, Ramai Saat Tengah Malam

Sambal Belut Langganan Anggota DPRD, Ramai Saat Tengah Malam

Karanganyar, Gatra.com -Bersantap belut goreng di warung milik Pak Loyo bisa sewaktu-waktu. Bahkan lewat tengah malam yang ternyata waktu paling ramai. Seakan hanya usaha kuliner miliknya yang tak tergulung pandemi Covid-19.

Warung milik warga Jetis Rt 07/Rw VII Desa Jati, Jaten ini tergolong sederhana. Pria yang sudah dua tahun membuka usaha kuliner ini memanfaatkan teras rumahnya yang tak seberapa luas untuk lesehan. Jika penuh, tamu bisa bergeser ke pelataran samping rumahnya.

Menu andalan yang disajikan adalah sambal belut. Dari namanya saja sudah bisa ditebak pasti berasa pedas. Pengunjung bebas memilih level pedas sesuai selera. Ada yang biasa atau malah pedasnya menggelegar. Dalam satu penyajian, Pak Loyo menyuguhkan belut goreng garing dan belut yang sudah digeprek. Sayuran pendampingnya daun singkong atau daun pepaya rebus.

"Selama saya sudah bangun, dipastikan bisa langsung melayani jam berapa pun. Lewat tengah malam malah paling ramai. Silakan kalau sampai pagi," kata Pak Loyo yang bernama asli Sukoyo kepada Gatra.com di warungnya, Jumat (7/8).

Meski belum lama buka warung, namun banyak yang sudah menjadi langganannya. Mulai para tetangga sampai pejabat. Sebut saja anggota DPRD Karanganyar Rohadi Widodo dan Tony Hatmoko. Kemudian para kades di wilayah Jaten dan sekitarnya. Sambal belut Pak Loyo seakan tak ubahnya menu serupa di warung-warung lain.

Namun yang membuat pengunjung tak jera adalah cara mengolahnya yang memperhatikan selera penikmat kuliner ini. Biasanya belut segar dikeluarkan isi perutnya. Sedangkan Pak Loyo membiarkannya. Ia juga memilih belut ukuran sedang. "Biarkan utuh supaya tekstur daging belut terasa. Enggak memilih yang besar. Ukuran sedang agar matangnya cepat," jelasnya.

Untuk bumbunya, ia hanya memakai bawang putih, cabai rawit merah dan hijau serta garam. Satu porsi lengkap dengan minuman dijual Rp 12 ribu. Dalam sehari bisa menghabiskan 10 kilo belut. Jika lagi musim bekicot, Pak Loyo pasti menyuguhkan masakannya yang berkuah kental. Bisnis menguntungkan ini memantapkannya meninggalkan usaha persewaan sound system yang digelutinya belasan tahun.

"Belajar masak sendiri. Awalnya coba-coba. Ternyata banyak yang suka. Di warung ini, saya dibantu anak-anak saya,' katanya.
Selama masa pandemi Covid-19, ia tak merasa pengunjung warungnya menurun. Sesekali warungnya tak ada pembeli lantaran gang kampungnya dilockdown karena tetangganya suspek Corona.

Aditya Sadewa (28) mengaku puas dengan masakan Loso. Selain itu, harganya tak bikin kantong jebol. "Nasinya penuh sepiring. Daging belut juga banyak. Kalau kurang bisa nambah. Enggak mahal. Sewaktu-waktu bisa ke sini. Mau subuh juga bisa. Selain bisa datang langsung juga bisa pesan hantar," katanya.

Aditya mengatakan meski lokasi warungnya berada di dusun, namun cukup nyaman. Dikelilingi areal persawahan makin menambah kepuasan menyantap sambal belut.

1064