Home Gaya Hidup Menikmati Gelaran Kuliner Lokal di Temanggung Festival 2024

Menikmati Gelaran Kuliner Lokal di Temanggung Festival 2024

Jakarta, Gatra.com - Setiap hari Minggu pagi di sepanjang jalan Sudirman hingga Thamrin, Jakarta Pusat saat Car Free Day (CFD) suasana kemeriahan selalu dipenuhi oleh padatnya para pejalan kaki dan mereka yang berolahraga, baik bersepeda maupun jogging. Namun, pada Minggu (21/5) lalu suasana ramai tidak seperti saat CFD biasa.

Selain mini konser grup band Maliq & D’essentials di Halte Transjakarta Bundaran HI Astra, kegiatan Temanggung Festival yang digelar di Thamrin 10, oleh Forum Ikatan Kadang Temanggung (FIKT) menjadikan CFD berbeda dari biasanya.

Ajang tersebut merupakan silaturahmi dan halal bihalal antar warga perantauan Temanggung yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya, akan tetapi sempat terhenti saat pandemi Covid-19. Kemeriahan kali ini diikuti oleh Hary Agung Prabowo selaku Pj. Bupati dan beberapa pejabat terkait yang bergabung dalam jalan santai di area CFD.

"Kegiatan ini sangat positif untuk mengenalkan potensi dan pariwisata Temanggung agar makin bersinar. Hal itu tentu membutuhkan sinergi dari banyak pihak di berbagai bidang, di antaranya para kadang Temanggung," kata Agung.

Selain hiburan band, dangdut koplo, MC berlogat kas Temanggung, dan Jaran Kepang kelompok Satria Bumi Phala, tidak ketinggalan berbagai kulineran legendaris ala Temanggungan ikut mengobati kangen para perantauan. Kuliner seperti empis-empis, sego gono, uceng goreng, tembakau lembutan, kopi robusta dan arabika menjadi hal yang paling ditunggu.

Selain terkenal dengan komoditas tembakaunya, Temanggung juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Tengah. Kopi Arabika Temanggung dikenal karena aroma khasnya yang kuat, sensasi pedas dan rasa coklat. Sementara Kopi Robusta memiliki aroma asam layaknya Arabika dan rasa coklat yang dominan.

Kopi yang tumbuh di dataran tinggi Kabupaten Temanggung tersebut sudah berkali-kali memenangkan berbagai kompetisi dan festival kopi di mancanegara sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Khususnya mereka yang hadir dan melebur menjadi masyarakat yang merasa Senasib Se-Temanggungan (SST).

 

302