Cilacap, Gatra.com – Kelompok petani di Sekarmayang, Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, membangun Posko Kedaulatan dan Kemandirian Pangan di lahan yang sedang diajukan sebagai tanah objek reforma agraria (TORA) melalui Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kabupaten Cilacap.

Sesepuh Kelompok Tani Sekarmayang, Tamad, mengatakan Posko Kedaulatan dan Kemandirian Pangan tersebut merupakan simbol perjuangan petani untuk mandiri pangan dan tak tergantung kepada pihak lain. Petani adalah sumber atau hulu pangan untuk masyarakat.

Kemandirian itu terbukti dengan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pertanian, di antaranya jalan tani, tanggul penahan banjir, saluran air dan lain sebagainya. Infrastruktur penting pertanian itu dibangun secara swadaya.

Dia pun mengemukakan, pandemi Covid-19 tak terlampau berpengaruh terhadap kehidupan petani. Sebab, petani memiliki kearifan lokal untuk menyimpan cadangan pangan sehingga tak memengaruhi ketahanan pangan keluarga petani.

Di sisi lain, kata dia, pembuatan posko kedaulatan dan kemandirian pangan itu juga dilakukan untuk mendorong agar proses reforma agraria bisa cepat dilaksanakan. Petani meminta agar pemerintah segera mendistribusikan lahan seluas 500 hektare lebih yang telah puluhan tahun dikelola masyarakat.

“Buat posko kedaulatan dan kemandirian pangan. Di lokasi yang sedang kita usulkan melalui GTRA untuk segera didistribusikan ke pemohon atau penggarap,” ujarnya.

Sementara itu, Petrus Sugeng, Ketua Majelis Presidium Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Serikat Tani Mandiri (STAM), mengatakan, pembangunan dilakukan dengan swadaya. Warga bergotong royong dan patungan membangun berbagai infrastruktur pendukung pertanian.

“Hanya para petani lah dengan semangat bergotong-royong, dan dengan dana urunan atau bantingan membangun sarana dan prasarana untuk meningkatkan hasil pertaniannya untuk membangkitkan perekonomian,” ucap Petrus akhir pekan ini.