Home Politik Lapor Polisi, Solihin Kalla Minta Fitnah Terhadap JK Diusut

Lapor Polisi, Solihin Kalla Minta Fitnah Terhadap JK Diusut

Jakarta, Gatra.com – Kasus rekaman suara mirip Danny Pomanto yang dinilai telah memfitnah Wapres ke 10 dan 12, Jusuf Kalla berbuntut panjang.

Putra Jusuf Kalla, Solihin Kalla meminta aparat kepolisian mengungkap cepat kasus dugaan pencemaran nama baik Jusuf Kalla dalam rekaman suara mirip calon wali kota Makassar nomor urut 1, Danny Pomanto. 

"Kami putra-putri Jusuf Kalla sangat keberatan dengan fitnah keji yang dituduhkan kepada orang tua kami dalam rekaman yang diduga suara Danny Pomanto." kata Solihin Kalla, putra JK, Sabtu (5/12). 

Putra JK ini mengaku sudah ada tindaklanjut dari pihaknya melaporkan ke aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus tersebut di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Dalam laporan ke Ditreskrimsus Polda Sulsel, pihak keluarga JK menyertakan rekaman yang dimaksud dan diterima oleh Briptu Wahriandi pada Sabtu (05/12). 

"Kami sangat menyesalkan hal ini karena telah mencoreng harkat, martabat dan kehormatan Pak JK dan keluarga besar kami. Untuk itu kami meminta agar kepolisian segera  tanggap mengusut hal ini dengan cepat. Keadilan harus ditegakkan di negeri ini," kata Solihin.

Sebelumnya beredar video dan disertai rekaman suara diduga suara Danny Pomanto menuding mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, sebagai otak dibalik penangkapan Edhy Prabowo atas kasus korupsi impor benih lobster. 

Video berdurasi 1 menit 58 detik itu menyebar luas di media sosial, Sabtu (5/12). 

"Kepada seluruh masyarakat, jangan pilih tukang fitnah!," kata Danny pada video pembukaan tersebut. 

Bukan kalimat pembuka itu yang menghentak perhatian publik. 

Justru rekaman yang diduga suara Danny Pomanto yang menurut video tersebut berlokasi di Jalan Amirullah (kediaman Danny Pomanto di Makassar), pada 27 November 2020, yang mengerutkan dahi. 

Ya, dari rekaman itu, suara percakapan yang diduga Danny Pomanto menyinggung sejumlah tokoh-tokoh besar di negeri ini. 

Sebut saja Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK), Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo, penyidik senior KPK Novel Baswedan hingga pentolan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS). 

Percakapan itu awalnya menyinggung peristiwa tangkap tangan Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, oleh KPK yang dikomandoi Novel Baswedan. 

Setelahnya, suara yang diduga Danny Pomanto itu menyimpulkan bahwa penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan JK dan Anies Baswedan. 

"Kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap berarti JK (Jusuf Kalla) - Anies Baswedan. Maksudnya kontrolnya di JK," katanya. 

Percakapan itu mengalir lebih dalam hingga menyinggung para penguasa negeri ini. Menurut suara yang diduga Danny, JK secara tersirat telah menyerang Prabowo. 

Selain itu juga membenturkannya dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo yang merupakan Ketum Gerindra dan Edhy sebagai Waketum Gerindra disebut telah mengkhianati kepercayaan presiden. 

"Artinya dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, akhirnya Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik," katanya lagi. 

Menurutnya, dengan ramainya pemberitaan terkait penangkapan Edhy selepas lawatannya dari Amerika dalam kasus suap benih lobster, isu bahwa JK merupakan aktor di balik kepulangan Rizieq Shihab pun perlahan menguap. 

"Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib Rizieq. Karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan," ujar rekaman tadi.

"Kemudian Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale (ternyata) disini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Kemudian (Prabowo) mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK. Begitu memang chaplin. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal, apa yang dia mau main ini," tegasnya. 

Adapun Danny Pomanto dalam keterangannya kepada awak media mengakui suara tersebut adalah miliknya. Danny menyebut perbincangan tersebut hanyalah sebuah analisa politik dan perbincangan lepas dirinya itu dengan beberapa orang.

"Itu merupakan percakapan di dalam rumah saya. Dalam rumah saya orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu,” katanya. 

Danny juga merasa dirugikan atas tersebarnya rekaman itu. 

"Kan saya dibenturkan dengan orang lain. Orang punya hak untuk punya pendapat dalam rumah saya sendiri, rumah saya itu," ucapnya.

1227