Home Kesehatan Terapi Stem Cell Covid-19 di RS Sardjito Disetujui BPOM

Terapi Stem Cell Covid-19 di RS Sardjito Disetujui BPOM

Sleman, Gatra.com - Dikembangkan sejak Januari tahun lalu, terapi stem cell atau sel punca oleh RSUP Dr. Sardjito akhirnya mendapat izin penggunaan secara terbuka oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Terapi ini direncanakan masuk sebagai terapi standar dalampenanganan Covid-19 Kementerian Kesehatan.

Dalam jumpa pers Jumat (16/4) di RSUP Dr. Sardjito, Ketua Tim Pokja Stem Cell Samekto Wibowo menyatakan sistem injeksi sel punca adalah metode pengobatan dengan menyuntikkan sel induk dari penyakit seperti stroke, jantung, hingga parkinson.

"Bersama dengan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, kami mengembangkan sistem ini untuk kesembuhan pasien Corona," jelas Samekto.

Menurut Samekto, sel punca adalah sel induk yang berkembang di dalam tubuh. Penelitian ini menerapkan metode uji klinik acak buta ganda terkontrol (randomized double-blind placebo controlled trial). Metode ini menjadi standar tertinggi untuk penelitian obat pada manusia.

Berbasis pelayanan, penelitian ini melibatkan sembilan pasien Covid-19. Mereka akan mendapatkan injeksi stem cell dan hasil penelitian akan diketahui pada September mendatang.

"Hasil penelitian nanti akan dikumpulkan menjadi sampel uji dan dievaluasi. Berapa persen yang sembuh, tidak sembuh, tingkat keberhasilan, serta efek sampingnya dan sebagainya, itu dibuka pada akhir," ujarnya.

Sekretaris Tim Pokja Stem Cell, Rusdy Ghazali Malueka, memaparkan sebelum penelitian dilanjutkan lebih jauh, tim telah melakukan pra-penelitian dengan menerapkan injeksi stem cell pada pasien Covid-19 di RSUP Dr. Sardjito berusia 63 tahun pada Januari 2021.

"Seminggu pasca-stem cell, hasil rontgen dada pasien menunjukkan perbaikan yang signifikan di paru-paru. Hasil tersebutlah yang mendorong tim melakukan penelitian ini," ujar Rusdy.

Rusdy memaparkan bahwa terapi stem cell ini berbeda dengan terapi plasma konvalesen. Plasma konvalesen mengambil plasma dari orang yang sudah terinfeksi karena ingin mengambil komponen kekebalannya.

Sedangkan terapi stem cell melalui pengambilan sel punca dari tali pusat bayi tanpa Covid-19 yang didonorkan dan dikembangkan di laboratorium. Tali pusat itu berisi stem cell yang membelah secara eksponensial.

"Sehingga  jumlahnya semakin banyak. Jadi dari satu donor bisa dipakai untuk sangat banyak pasien. Sistem ini bekerja memperbaiki fungsi-fungsi organ-organ yang rusak seperti paru," katanya.

Untuk penyembuhan pasien Covid-19, stem cell memiliki efek anti-inflamasi yang mampu memperbaiki peradangan karena virus sehingga pasien bisa lebih cepat sembuh dengan peluang 2,2 kali.

Dia menjelaskan pasien Covid-19 penerima terapi ini harus dipastikan fungsi ginjal dan hatinya baik. Pasien juga tidak boleh punya riwayat kanker.

"Ini untuk Covid-19 derajat berat. (Penderita) Ringan-sedang tidak kami masukkan. Tujuannya agar yang sudah berat tidak sampai masuk ke kritis," ujarnya.

1228