Kabul, Gatra.com- Taliban telah menawarkan opsi gencatan senjata selama tiga bulan dengan imbalan pembebasan ribuan milisi yang ditahan di penjara. Nader Nadery, juru bicara tim perunding pemerintah Afghanistan di Doha, Qatar mengungkapkan permintaan tersebut. "Taliban telah menawarkan rencana untuk gencatan senjata selama tiga bulan, tetapi sebagai gantinya mereka telah meminta pembebasan 7.000 tahanan mereka dan penghapusan para pemimpin mereka dari daftar hitam PBB," ungkapnya kpada media di Kabul (15/07).
Seperti diketahui, pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan di Doha telah terhenti selama berbulan-bulan. Tahun lalu, pemerintah Afghanistan membebaskan hampir 5.000 tahanan Taliban sebagai bagian dari pertukaran yang membantu melancarkan pembicaraan damai di Qatar. Langkah-langkah itu disepakati sebagai bagian dari perjanjian Taliban -Amerika Serikat yang turut menyerukan penarikan pasukan Amerika Serikat dan sekutu dari negara itu.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan bahwa dirinya hanya mengetahui usulan gencatan senjata akan diberlakukan selama libur Iduladha mendatang. Taliban melancarkan aksinya di seluruh penjuru Afghanistan di saat pasukan Amerika Serikat dan NATO menarik diri dari negara itu, meninggalkan pasukan Afghanistan pada situasi sulit.
Milisi Taliban merebut baru-baru ini berhasil merebut perbatasan Boldak-Chaman, penyeberangan terpenting kedua di perbatasan dengan Pakista dan sumber pendapatan penting bagi pemerintah Afghanistan.
Kelompok bersenjata Taliban dalam beberapa pekan terakhir turut menguasai penyeberangan perbatasan dengan Iran, Uzbekistan dan Tajikistan. Kelompok itu telah melancarkan pemberontakan bersenjata sejak digulingkan dari kekuasaan dalam invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001 silam.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Pakistan telah mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa bagian wilayah Afghanistan di perbatasan Chaman sudah dikuasai pihak Taliban. Kondisi itu mendorong Pakistan untuk menutup sisi perbatasannya. “Massa yang terdiri dari sekitar 400 orang berusaha menerobos gerbang dengan paksa. Mereka melemparkan batu, yang memaksa kami menggunakan gas air mata,” ujar seorang pejabat keamanan Pakistan.
Dirinya turut mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 1.500 orang berkumpul di perbatasan pada Rabu lalu menunggu untuk menyeberangi perbatasan.