Salatiga, Gatra.com- Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah mewaspadai peningkatan harga barang dan jasa akibat pada bulan Ramadhan hingga Idulfitri 2023.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Rachmat Dwisaputra menyatakan siklus tahunan Ramadhan dan Lebaran 2023 biasanya akan terjadi peningkatan permintaan masyarakat terhdap komoditas pangan utama. PP l
“Kondisi ini tercermin dari perkembangan harga beberapa komoditas pangan utama seperti beras, cabai merah, cabai rawit dan bawang putih yang tengah mulai menunjukkan arah peningkatan,” katanya dalam Capacity Building bersama Media di Salatiga, Jumat (10/3).
Kenaikkan harga bahan pangan utama ini, lanjut Rahmat bisa memicu terjadi inflasi di Jawa Tengah (Jateng) sehingga perlu dikendalikan.
Oleh karena guna menjaga inflasi yang rendah dan stabilitas harga menjelang bulan Ramadhan, BI dan TIPD Provinsi Jateng telah menyiapkan tujuh program yakni melakukan operasi pasar atau pasar murah serta Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Penguatan ketahanan pangan strategis; perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD); subsidi ongkos angkut; peningkatan pemanfaatan alat pertanian dan sarana produksi pertanian; penguatan infrastruktur teknologi, informasi, komunikasi (TIK) melalui pemanfaatan Sistem Informasi Harga dan Produk Komoditi Provinsi (SIHATI); serta penguatan koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.
“Kami juga tengah melakukan kajian rantai pasok komoditas pangan utama di Jateng lebih pendek guna menekan harga,” ujar Rahmat.
Rahma menambahkan pada Februari 2023, inflasi gabungan enam kota di Jateng tercatat sebesar 0,29% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi Januari 2023 yang sebesar 0,32% (mtm).
“Penurunan harga daging ayam, telur ayam serta emas perhiasan menjadi kontributor penurunan inflasi pada periode ini,” katanya.
BI Jateng imbuh Rahmat juga mempersiapkan pemenuhan kebutuhan uang kartal menjelang momen Ramadhan dan Lebaran 2023 bekerjasama dengan 57 perbankan di seluruh Jateng menyediakan 601 titik penukaran uang rupiah.
“Kami juga mendorong optimalisasi pemanfaatan penggunaan uang non tunai melalui QRIS pada periode peak season Ramadhan dan Lebaran mendatang,” katanya.