Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomian dunia yang kuat. Ekonomi global pada 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 3,2% sesuai prakiraan didorong Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi AS tetap baik ditopang oleh konsumsi dan stimulus fiskal. Ekonomi Eropa diprakirakan tumbuh lebih tinggi didorong oleh perbaikan ekspor dan investasi.
Baca juga: LPEM UI Ungkap Alasan BI Harus Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,26%
“Sementara itu, ekonomi Tiongkok belum kuat dipengaruhi lemahnya permintaan domestik,” kata Perry dalam konferensi persnya di Jakarta, Rabu (17/7).
Perry menjelaskan bahwa, inflasi AS pada bulan Juni 2024 lebih rendah dari prakiraan dipengaruhi oleh inflasi energi dan perumahan yang menurun. Hal ini mendorong prakiraan penurunan suku bunga kebijakan AS (Fed Funds Rate/FFR) dapat lebih cepat dari proyeksi sebelumnya pada akhir tahun 2024, di tengah yield US Treasury 10 tahun yang tetap tinggi karena kebutuhan defisit anggaran Pemerintah AS.
Baca juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25% per Juni 2024
Menurut Perry, ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi serta ketegangan geopolitik yang belum mereda mengakibatkan aliran modal ke negara berkembang relatif terbatas.
Perkembangan ini berimplikasi pada perlu terusnya penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia.