Home Makro BI: Ekonomi Domestik Indonesia Tetap Baik

BI: Ekonomi Domestik Indonesia Tetap Baik

Yogyakarta, Gatra.com- Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter (DKEM), Bank Indonesia (BI), Firman Mochtar menambahkan bahwa kondisi ekonomi domestik dalam kondisi baik. "Bacaan kami ekonomi Indonesia tetap baik," katanya dalam pelatihan Bauran Kebijakan dari Hasil RDG Maret 2023 di Yogyakarta, Sabtu (18/3).

Optimis ini terbangun dengan kondisi pelonggaran aktivitas sosial dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pertama, pasca pencabutan PPKM, aktivitas, mobilitas meningkat dan ekonomi meningkat membangun optimisme percaya akan jadi nyata.

Kedua, lanjut Firman, investasi di tanah air juga terlihat  semakin membaik, baik proyek swasta maupun  proyek strategis nasional pemerintah. Ketiga, kondisi ekonomi global yang membaik karena pengaruh dari ekonomi Tiongkok yang membaik.

"Tiongkok, kalau membaik berarti butuh barang, yang salah satunya dari Indonesia. Kalau begitu, ekspor meningkat dan komponen ekonomi juga, baik itu PDB, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah" tutur Firman.

Baca juga: Pebisnis Indonesia Anggap Inflasi dan Krisis Utang, Dua Risiko Tertinggi selama 2022

Hal ini berdampak akan impor Indonesia ke Tiongkok yang juga akan menguat. Nah naiknya impor tersebut indikasi kegiatan domestik berjalan baik, apakah itu belanja modal untuk kegiatan produksi.

Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi (DKom), Bank Indonesia (BI), Erwin Hayono menyebut kekuatan ramalan yang bisa menjadikannya sebuah kenyataan. "Ramalan jadi kenyataan karena ramalan itu sendiri. Berpikir rupiah akan jatuh maka tidak akan jadikan aset dan pindah dolar, maka rupiah jatuh beneran," jelasnya.

Dalam hal kasus SVB ini, Erwin menyebut selain karena memang tidak ada kaitan langsung dengan Indonesia, karena memang kondisi ekonomi Indonesia baik. Misal dalam hal rasio kecukupan mod yang pada Januari 2023 lalu mencapai 25,38%.

Baca juga: Menakar Jika Perry Warjiyo Kembali Jadi Gubernur Bank Indonesia

Demikian halnya dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 26% dengan standar minimal 20%. " Alat likud kita jauh melebihi keuangannya, NPL (kredit macet)  kita rendah 2,58% belum lagi kaitkan credit suisse dan SVB ada. Sejauh ini ketahanan sistem bank kita bagus itu indikator," pungkas dia.

44