Jakarta, Gatra.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap peran enam tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung. Dua dari enam teroris, yaitu NG alias BA alias SA dan ZK tewas ditembak karena menyerang polisi saat proses penangkapan.
Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, tersangka teroris inisial NG alias BA alias SA yang ditembak mati merupakan anggota JI dan sudah lama menjadi buronan atau masuk daftar pencarian orang (DPO).
"BA ini merupakan anggota JI yang sudah dijadikan DPO sejak tahun 2016 ya. Yang bersangkutan memang selama ini diketahui memiliki, menyimpan senpi," ucap Aswin di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4).
NG alias BA juga memiliki bunker atau bengkel untuk membuat senjata api rakitan. Ia juga terafiliasi dengan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga yang merupakan ahli pembuat bom dan Zulkarnaen selaku dalang dari bom Bali.
"Membuat bunker untuk pembuatan senjata rakitan yang tahun 2019, 2020 kita ungkap pada saat penangkapan Upik Lawanga," kata Aswin.
Aswin juga menyebut NG alias BA merupakan orang yang sudah lama menjadi DPO karena selalu disembunyikan atau difasilitasi pelariannya oleh anggota Jamaah Islamiyah lainnya.
"Dan N alias BA selalu mengumandangkan semangat keinginan untuk aksi teror atau amaliyah biasanya kita sebut ya, khususnya kepada anggota Polri," kata dia.
Tersangka teroris lainnya yakni PS alias JA berperan membantu aktivitas dari tersangka NG alias BA.
Selanjutnya, tersangka ZK yang juga tewas dalam baku tembak berperan menyimpan dan menyembunyikan senjata api M16. Ia juga sudah lama menjadi buron.
Lalu, ada tersangka AM dan KI adalah anggota Jamaah Islamiyah di Lampung. Keduanya juga disebut sudah mempersiapkan merencanakan amaliyah dengan senjata api.
"Kemudian saudara H alias NB ini adalah DPO dari konflik Poso yang kemudian bergabung ke kelompok ini. Ini sama masih dalam jaringan Jamaah Islamiyah juga," ucap Aswin.
Adapun Aswin mengungkapkan bahwa dua teroris JI yang ditembak mati karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap. Keduanya melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata api jenis M16 yang sudah diamankan Densus 88 AT Polri.
"Dua di antaranya harus diberikan tindakan tegas untuk melumpuhkan mereka karena mereka melakukan perlawanan, yaitu saudara NG alias BA dan sauda ZK yg kondisi terakhirnya meninggal dunia," ujar Aswin.
Akibat kejadian baku tembak itu, Aswin menyebut, satu anggota polisi yang mengalami luka tembak di pangkal paha sekitar perut yakni Bripda Jo. Anggota Densus 88 tersebut, kata Aswin, kini sedang dalam perawatan.