Home Internasional Ucapan Selamat Erdogan Mulai dari AS, UE, NATO, Pemimpin Arab hingga Putin

Ucapan Selamat Erdogan Mulai dari AS, UE, NATO, Pemimpin Arab hingga Putin

Washington,D.C, Gatra.com - Presiden AS Joe Biden, Sekretaris Jenderal NATO, dan Presiden Komisi Uni Eropa mengucapkan selamat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas pemilihannya kembali pada hari Minggu. Mereka juga mengungkapkan harapan untuk dapat "bekerja sama" dengan Turki ke depan.

Biden mengatakan di Twitter: “Selamat kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki atas terpilihnya kembali. Saya berharap dapat terus bekerja sama sebagai Sekutu NATO dalam masalah bilateral dan berbagi tantangan global.”

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg tweeted: “Selamat Presiden Erdogan atas pemilihan Anda kembali. Saya berharap untuk melanjutkan kerja sama kita dan mempersiapkan KTT NATO pada bulan Juli.”

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan: “Saya mengucapkan selamat kepada Erdogan karena telah memenangkan pemilihan. Saya berharap untuk terus membangun hubungan UE-Turki. Sangat penting secara strategis bagi UE dan Turki untuk bekerja memajukan hubungan ini, demi kepentingan rakyat kami.”

Erdogan mencapai prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Minggu, dengan memenangkan pemilihan putaran kedua dan mengamankan masa jabatan ketiganya sebagai presiden Turki, memperpanjang kekuasaannya menjadi dekade ketiga.

Di bawah kepemimpinannya, ketegangan meningkat secara dramatis antara Turki di satu sisi dan AS, UE, dan NATO di sisi lain. Erdogan semakin dalam beberapa tahun terakhir menggunakan kebijakan luar negeri, yang lebih tegas yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh Turki di wilayahnya dan sekitarnya.

Baca Juga: Allahu Akbar, Erdogan Umumkan Kemenangan dalam Pilpres Turki

Ketegangan Turki-NATO meningkat karena beberapa kebijakan internasional Ankara berbenturan dengan kepentingan aliansi, seperti yang dicontohkan oleh akuisisi kontroversial sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Pembelian S-400 Rusia oleh Ankara telah menjadi titik pertikaian dengan AS dan NATO selama bertahun-tahun, karena mereka mengkhawatirkan bahwa hal itu akan membahayakan keamanan dan interoperabilitas operasi militer NATO. 

AS dan NATO telah memperingatkan Turki bahwa sistem S-400 tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO dan dapat mengungkap informasi sensitif ke Rusia.

Akibat penolakan Turki untuk mundur dari kesepakatan tersebut, AS telah mengambil beberapa tindakan hukuman, termasuk menangguhkan Turki dari program jet tempur F-35 pada 2019 dan menjatuhkan sanksi kepada pejabat dan entitas Turki yang terlibat dalam pembelian S- 400.

Sementara itu, anggota UE dan NATO menyatakan keprihatinan mendalam atas kebijakan domestik Erdogan. Tuduhan kemunduran demokrasi, sensor media, dan pelanggaran hak asasi manusia telah memicu kritik dari sekutu Barat Turki, yang memandang tindakan ini berbeda dari nilai-nilai bersama NATO dan Uni Eropa.

Putin mengucapkan selamat kepada Erdogan

Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas kemenangannya dalam pemilihan presiden pada hari Minggu. Dia mengatakan bahwa kemenangan pemilihannya adalah bukti bahwa rakyat Turki mendukung "kebijakan luar negeri independennya", sebagaimana dilaporkan Kremlin.

“Kemenangan dalam pemilu adalah hasil alami dari kerja tanpa pamrih Anda sebagai kepala Republik Turki, bukti nyata dukungan rakyat Turki atas upaya Anda untuk memperkuat kedaulatan negara dan menjalankan kebijakan luar negeri yang independen,” kata Kremlin, mengutip Putin dalam sebuah pesan kepada Erdogan.

“Kami sangat menghargai kontribusi pribadi Anda untuk memperkuat hubungan persahabatan Rusia-Turki dan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang,” tambah Putin.

Putin dan Erdogan, keduanya dinilai pemimpin otoriter, telah membangun dan memupuk hubungan dekat selama bertahun-tahun, meskipun negara mereka memiliki kepentingan geopolitik yang berbeda dan tingkat gesekan yang berbeda dengan Barat. 

Memegang kekuasaan untuk waktu yang lama, Putin di Rusia dan Erdogan di Turki, orang-orang kuat ini telah mampu menemukan titik temu dan memupuk kerja sama di berbagai bidang.

Perkembangan hubungan erat antara Rusia dan Turki dapat dikaitkan dengan beberapa faktor. Pertama, kedua pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang sama yang ditandai dengan sentralisasi kekuasaan yang kuat, kontrol atas media, dan penumpasan oposisi politik. Kesamaan ini telah memungkinkan mereka untuk memahami dan mendukung kebijakan domestik masing-masing. Selain itu, kedua negara menghadapi kritik dan tekanan politik dari negara-negara Barat, khususnya terkait kebijakan luar negeri masing-masing. 

Baca Juga: Putaran Kedua Pilpres Turki: Erdogan Diunggulkan dari Saingannya Kilicdaroglu

Pengalaman bersama ini telah menciptakan rasa solidaritas antara Putin dan Erdogan, membuat mereka mencari hubungan yang lebih dekat sebagai cara untuk melawan pengaruh Barat, dan menegaskan kepentingan geopolitik mereka sendiri.

Selain itu, Rusia dan Turki telah menemukan area konvergensi strategis, khususnya di bidang kerja sama energi dan pertahanan. 

Rusia adalah pemasok utama sumber daya energi ke Turki, termasuk gas alam, yang telah mendorong saling ketergantungan ekonomi dan memperkuat hubungan bilateral. 

Selain itu, kedua negara telah berkolaborasi di sektor pertahanan, dengan Turki dengan membeli peralatan militer canggih dari Rusia, seperti sistem pertahanan rudal S-400, meskipun ada keberatan dari NATO dan AS. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan ekonomi dan militer mereka tetapi juga memperdalam hubungan diplomatiknya.

Para Pemimpin Arab mengucapkan selamat kepada Erdogan 

Para pemimpin Arab juga mengucapkan selamat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena mengamankan kemenangan pemilihan ulang pada hari Minggu, dan memperpanjang kekuasaannya menjadi dekade ketiga.

Menurut dewan pemilihan tinggi negara yang melaporkan selisih lebih dari dua juta suara antara kedua kandidat bahwa Erdogan memenangkan 52,14 persen menjadi 47,86 persen dalam pemungutan suara putaran kedua melawan kandidat oposisi Kemal Kilicdaroglu.

Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed menulis di Twitter: “Selamat kepada [Erdogan] atas terpilihnya kembali sebagai Presiden Turki. Kami berharap dapat bekerja sama untuk lebih meningkatkan kemitraan strategis antara kedua negara kami, dan kami berharap kemajuan dan kemakmuran yang berkelanjutan bagi Turki dan rakyatnya.”

Raja Salman dari Arab Saudi mengirimi pesan Erdogan melalui sebuah kabel ucapan selamat di mana dia berkata: “Pada kesempatan pemilihan kembali Yang Mulia untuk masa jabatan presiden yang baru, kami dengan senang hati mengirimkan ucapan selamat yang tulus dan harapan terbaik untuk sukses dan kemajuan lebih lanjut dan kemakmuran untuk saudara-saudara Turki. Kami memuji pada kesempatan ini hubungan persaudaraan yang mengikat kedua negara dan bangsa yang bersaudara, yang kami perkuat dan kembangkan di segala bidang.”

Baca Juga: Erdogan - Kilicdaroglu Saling Klaim Unggul saat Penghitungan Suara Pilpres Berlangsung

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman juga mengirim pesan ucapan selamat dengan menyebut: “Pada kesempatan pemilihan kembali Yang Mulia untuk masa jabatan presiden yang baru, saya dengan senang hati mengirimkan ucapan selamat yang tulus dan harapan terbaik untuk sukses, dan kemajuan lebih lanjut untuk saudara-saudara Turki.”

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad juga mengucapkan selamat kepada Erdogan atas kemenangannya, dan berharap sukses dalam masa jabatan baru untuk mencapai aspirasi rakyat Turki dalam kemajuan dan kemakmuran dan untuk hubungan yang kuat dari kedua negara, pembangunan dan pertumbuhan lebih lanjut, sebagaimana laporan kantor berita negara QNA.

Sultan Haitham bin Tariq al-Said dari Oman mengirim telegram ucapan selamat kepada Erdogan atas terpilihnya kembali untuk masa jabatan baru, sebagaimana dilaporkan, Al-arabiya, Minggu (28/5).
 

57