Jakarta, Gatra.com- Pertemuan ketiga working group (WG) Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) Presidensi G20 India 2023 telah merumuskan setidaknya empat solusi meningkatkan inklusi keuangan dan produktivitas. Solusi tersebut termasuk peningkatan infrastruktur digital publik (IDP).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menjelaskan bahwa GPFI menekankan pentingnya inklusi keuangan digital dan pembiayaan UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pembahasan itu terangkum dalam dua hari plenary meeting GPFI yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada 26 -27 Juni.
"Sebagai negara sahabat India yang juga fokus pada inklusi keuangan, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan pertemuan yang diawali dengan simposium internasional," ungkap Erwin dalam keterangan persnya, Selasa (27/6).
Baca juga: Penyaluran Kredit Baru Bank di Mei 2023 Naik Tipis
Pertemuan ini dipimpin oleh Co-Chair GPFI Magda Bianco, dari Bank Sentral Italia, serta perwakilan Presidensi India, Chanchal Sarkar dari Kementerian Keuangan India dan Sonali Sen Gupta dari Bank Sentral India.
Erwin memaparkan empat keluaran pertemuan GPFI ini penting bagi inklusi keuangan digital dan pembiayan UMKM global. Pertama adalah komitmen GPFI untuk memanfaatkan digitalisasi di sektor keuangan.
Dalam hal Ini, IDP bermanfaat memfasilitasi layanan keuangan seluruh masyarakat dan membuka peluang ekonomi bagi individu dan UMKM.
"Selain itu, GPFI menyusun panduan dan survei implementasi penerapan Prinsip Inklusi Keuangan Digital oleh negara G20 dan non-G20," jelas Erwin.
Kedua, lanjut dia, penyusunan Rencana Aksi Inklusi Keuangan yang akan menjadi panduan arah diskusi dan rencana strategis GPFI untuk periode 2024 sampai dengan 2026. "GPFI akan terus memimpin komunitas inklusi keuangan global melalui berbagai analisis dan rekomendasi kebijakan, knowledge sharing, dan kerjasama internasional," katanya.
Baca juga: IMF: Pasca Pandemi, Ekonomi Makro Indonesia kuat
Ketiga, Erwin menyebut penyusunan rekomendasi perangkat kebijakan untuk mendorong akses keuangan dengan layanan keuangan digital bagi UMKM, serta laporan mengenai inovasi layanan keuangan bagi UMKM. Laporan itu disusun berdasarkan living database yang dibuat pada Presidensi G20 Indonesia silam.
"Mengemuka pula inisiatif terkait upaya peningkatan ketersediaan sex-disaggregated supply side data sehingga dapat mendorong akses keuangan UMKM perempuan," papar Erwin.
Keempat, pembaruan Terms of Reference GPFI sebagai panduan bagi proses kerja GPFI yang lebih efektif dan efisien. Dimana akses dan penggunaan layanan keuangan formal merupakan sarana untuk memberdayakan individu dan UMKM untuk mendorong peningkatan produktivitas dan ketahanan keuangan sehingga mewujudkan peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat.
"Langkah itu dapat mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan inovasi digital, produk dan layanan keuangan semakin terjangkau yang dapat menurunkan biaya transaksi dan asimetri informasi," jelas Erwin.
Baca juga: Tetap Terjaga, Posisi Investasi Internasional Indonesia Triwulan I 2023 Naik Tipis
Ia memaparkan, wemangat inklusi keuangan sejalan dengan nilai pertumbuhan bersama yang dikemas Presidensi G20 India dalam tema “One Earth. One Family. One Future". Penyelenggaraan pertemuan di Bali menunjukkan berlanjutnya komitmen Indonesia dalam berperan aktif mendukung fora G20 dan diharapkan dapat turut mempromosikan pariwisata dan produk kreasi UMKM Indonesia kepada dunia serta mendorong pemulihan ekonomi nasional.
"Adapun hasil pembahasan pertemuan GPFI ini selanjutnya akan dilaporkan dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 pada Juli 2023 mendatang," pungkas Erwin.