Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, calon presiden (capres) Prabowo Subianto semakin didekati oleh masyarakat. Berbanding terbaik dengan Capres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo yang semakin dijauhi masyarakat.
Hal ini terlihat dari hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Litbang Kompas periode 27 Juli–7 Agustus 2023. Menanggapi ini Dedi mengatakan setidaknya ada dua faktor yang membuat sosok Ganjar semakin tidak mendapat dukungan publik.
“Pertama bahwa Ganjar itu kehilangan suara cukup signifikan pasca dia menolak piala dunia. Lalu semakin kesini banyak alasan publik yang menolak Ganjar karena ada faktor sokongan partai politik dan Jokowi, sehingga Ganjar dianggap sebagai petugas partai,” kata Dedi melalui keterangannya, Selasa (22/8).
Dedi juga menerangkan, tingkat independensi Ganjar yang minim menjadi alasan utama mengapa masyarakat tidak memberikan dukungan. Hal itu lantaran, Dedi meyakini jika Ganjar terpilih sebagai pemimpin Indonesia berikutnya, maka yang menjadi presiden sesungguhnya adalah Megawati Soekarnoputri.
“Tingkat independensi Ganjar misalnya yang hanya 1,7 persen itu juga menjadi faktor penentu kenapa kemudian publik merasa tidak perlu untuk mendukung Ganjar karena meyakini jika Ganjar memenangi pilpres sebenarnya yang dianggap presiden adalah Megawati,” ungkap Dedi.
“Jadi wibawa Ganjar jatuh sejatuh-jatuhnya karena perbandingannya cukup jauh sekali dibandingkan dengan Prabowo atau bahkan dengan Anies sekalipun. Itulah yang kira-kira membuat Ganjar kalah jauh dari Prabowo,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Dedi juga mengatakan adanya restu dan juga dukungan dari Presiden Jokowi kian menguatkan Prabowo pada Pilpres 2024 mendatang. Melimpahnya dukungan tersebut, semakin menguatkan daya elektoral Capres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tersebut untuk memenangi kontestasi demokrasi mendatang.
“Faktor kedua tentu saja adalah restu dan endorsement dari Jokowi dan relawan-relawannya. Aktivitas-aktivitas relawan Jokowi yang bergeser ke Prabowo ini menciptakan efek heroism namanya atau efek pahlawan bagi Prabowo,” tutur Dedi.
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas jika dilakukan simulasi head to head antara Prabowo dan Ganjar, menteri pertahanan terbaik andalan Presiden Jokowi itu akan mendapatkan dukungan tertinggi dengan total suara mencapai 52,9 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan yang didapat oleh Ganjar yang hanya mampu meraup suara sebanyak 47,1 persen.