Home Makro Perry Warjiyo Kembali Jabat Ketua Asian Consultative Council - Bank for International Settlements

Perry Warjiyo Kembali Jabat Ketua Asian Consultative Council - Bank for International Settlements

Jakarta, Gatra.com- Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo akan kembali menjabat sebagai Ketua Asian Consultative Council - Bank for International Settlements (ACC-BIS) mulai 26 September 2023 hingga satu tahun ke depan.

Penetapan tersebut berdasarkan keputusan Dewan Direktur (Board of Directors) BIS pada 11 September 2023, memperpanjang masa jabatan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebagai Ketua ACC-BIS yang telah menjabat sejak September 2021 dan akan berakhir pada 2 September 2023.

Untuk diketahui, ACC-BIS beranggotakan 13 Gubernur Bank Sentral anggota BIS dari negara-negara di Asia-Pasifik. Yaitu Australia, Tiongkok, Hong Kong SAR, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Baca juga: BI Sebut Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono menjelaskan, sebagai Ketua ACC-BIS, Gubernur Bank Indonesia akan berperan dalam mengarahkan aktivitas ACC-BIS di berbagai area kebanksentralan, seperti moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.

"Melanjutkan periode keketuaannya, Perry Warjiyo akan terus berfokus mendorong BIS Hong Kong Office sebagai sekretariat ACC-BIS untuk menghasilkan riset dan rekomendasi kebijakan di sejumlah isu yang sedang mengemuka di kalangan bank sentral di dunia," jelas Erwin dalam. keterangan tertulisnya, Selasa (12/9).

Hal ini, seperti strategi dalam menghadapi gejolak ekonomi, keuangan dan geopolitik global untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Juga untuk pengembangan sumber-sumber pembiayaan yang dapat mendukung upaya dunia dalam mengatasi perubahan iklim (sustainable finance).

Baca juga: BI Sebut Survei Penjualan Eceran Agustus 2023 Diprakirakan Tetap Kuat

"Dan prinsip-prinsip yang perlu menjadi acuan dalam pengembangan uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral (Central Bank Digital Currency). Termasuk pengembangan sistem pembayaran lintas batas (cross border payment)," papar Erwin.

20