Jakarta, Gatra.com - Galeri Indonesia Kaya menyuguhkan pertunjukan seni bertajuk “Suara Harmoni Kalimantan” pada Sabtu (23/9/2023). Pertunjukan ini menyajikan beberapa pementasan musik dan tari yang kental dengan seni tradisi kebudayaan Kalimantan. Dalam pertunjukan tersebut tampil Oppie Andaresta, Soul of Borneo dan FDKJ.
Acara yang digelar selama kurang lebih 60 menit tersebut dibuka oleh penampilan Oppie Andaresta yang membawakan lagu “Indonesia Pusaka” ciptaan Ismail Marzuki. Musik yang mengiringi nyanyian Oppie diaransemen sedemikian rupa dengan memasukan beberapa elemen seni musik tradisional Kalimantan yang keluar dari instrumen tradisional seperti sapek, suling, gamelan, gong, ketubung gubeh.
“Melalui pertunjukan ini kami ingin menyuguhkan keindahan budaya Kalimantan, karena selain memiliki kekayaan sumber daya alam, Kalimantan juga memiliki ragam kebudayaan yang indah dan amat kaya,” ucap Oppie Andaresta.
Setelah penampilan Oppie, pertunjukan dilanjutkan dengan lantunan lagu “Dara Amutn” yang dinyanyikan oleh Imelda Widiany Banding. Lagu ini merupakan lagu yang liriknya menggunakan bahasa Dayak.
Secara garis besar pertunjukan “Suara Harmoni Kalimantan” terbagi menjadi dua bagian yaitu musik dan tari. Pada bagian musik ditampilkan sejumlah lagu daerah Kalimantan dan nusantara seperti Cublak Cublak Suweng, Ampar Ampar Pisang, Ayo Mama, dan Yamko Rambe. Lagu-lagu tersebut dibawakan oleh Imelda Widiany Banding, Oppie Andaresta dan instrumentasi dari Nek Daniang (Yulius Daniang).
Baca Juga: Setelah Tutup 2 Tahun, Galeri Indonesia Kaya Dibuka Kembali untuk Umum
Nek Daniang adalah seorang musisi bersertifikasi yang berasal dari Kalimantan Barat dan telah memiliki kiprah di dunia industri tari dan musik sejak 2006. Dalam karirnya di bidang musik dan tari, Nek Daniang telah memiliki sanggar serta terpilih menjadi ketua bidang kesenian dan kebudayaan mewakili Kalimantan di DKI Jakarta. Kiprahnya di dunia seni dan tari dibuktikan dari kolaborasi yang telah dilakukan Yulius dengan beberapa musisi di tanah air.
Dalam dunia seni Kalimantan, Nek Daniang telah menciptakan perkembangan dalam peradaban kesenian kearah yang positif. Nek Daniang bukan hanya menghadirkan keindahan seni Kalimantan melalui musik dan tari, melainkan terlibat aktif dalam mempromosikan serta mengembangkan seni budaya daerahnya.
Pada bagian tari, penampilan yang pertama adalah “Tari Balian” yang dibawakan oleh Soul of Borneo dan FDKJ. “Tari Balian” adalah tari tradisional suku Dayak yang diadakan dalam upacara pengobatan untuk menolak dan menyangkal penyakit. Tarian ini saat ini dinikmati sebagai hiburan dan penggambaran identitas dari kebudayaan asli Kalimantan.
Tarian tersebut diiringi oleh musik dan lirik yang dibacakan seperti mantra. Gerakan pada tarian ini lebih banyak menggunakan gerakan tari berputar dan melingkar. Para penari juga menggunakan beras dan menebarkannya di panggung. Gerakan tersebut digambarkan sebagai ritual pengobatan oleh penari yang melakukan gerakan tarian di alam bawah sadar mereka.
Selanjutnya ditampilkan juga tarian lainnya dari Kalimantan, di antaranya tari sumpit, tari gong, dan tari mandau. “Tari Mandau” mungkin menjadi tarian yang cukup familiar saat kita membicarakan tarian dari Kalimantan. Tari mandau lekat hubungannya dengan Suku Dayak.
Tari ini sering dipentaskan dalam berbagai upacara adat dan upacara penyambutan tamu agung. Tari mandau biasa dibawakan oleh laki-laki maupun perempuan. Tari ini menggambarkan semangat juang prajurit Dayak dalam membela tanah air, harkat, dan martabat mereka.
Penari mandau mengenakan baju berbentuk rompi yang terbuat dari kulit, bagian bawahnya mengenakan cawat, dan dilengkapi penutup kepala berbentuk burung tingang. Properti yang wajib dalam pertunjukan tari mandau adalah senjata mandau, sementara tangan yang lain menggenggam talawang. Tari mandau didominasi gerakan saling serang yang cenderung akrobatik, dengan gerakan yang luwes tapi tetap bertenaga.
Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya, mengatakan bahwa penikmat seni yang memenuhi Auditorium Galeri Indonesia Kaya sore itu dibawa menikmati kekayaan warisan budaya melalui pertunjukan seni musik dan tari khas yang menjadi sebuah perpaduan harmoni memukau dari berbagai elemen seni tradisional Kalimantan. “Kami harap, pertunjukan unik khas Kalimantan ini dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mempelajari dan semakin mencintai ragam kebudayaan yang ada di Indonesia,” ujar Renitasari Adrian.