Home Kesehatan Resmikan Poskestren, Stafsus Wapres: Santri Harus Sehat untuk Bangun Peradaban

Resmikan Poskestren, Stafsus Wapres: Santri Harus Sehat untuk Bangun Peradaban

Jakarta, Gatra.com – Staf Khusus Wakil Presiden (Stafsus Wapres) RI, Dr. R. Gatot Prio Utomo, meminta santri di seluruh Indonesia agar menjaga kesehatan dirinya dan lingkungan pesantren.

Gatot menyampaikan imbauan tersebut dalam acara Peresmian Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yang dibangun oleh NU Circle bekerja sama dengan Pondok Pesantren KHAS Kempeks, di Cirebon, Jawa Barat.

Gatot dalam keterangan pers diterima pada Sabtu (14/10), menyampaikan pesan tersebut karena kesehatan adalah modal utama santri untuk membangun peradaban Indonesia di masa yang akan datang.

“Dengan menjadi sehat, terbebas dari gizi buruk dan stunting, para santri dapat belajar dan meningkatkan profesionalitasnya dengan baik,” kata dia dalam acara yang dihadiri Pengasuh PP KHAS Kempek KH Mustofa Aqil Siraj, KH Ni’amillah Aqil Siraj, para ulama, tokoh masyarakat, praktisi kesehatan dan dokter senior, perwakilan donatur, pengurus NU Circle, serta para santri dan santriwati.

“Alhamdulillah, seiring peringatan Hari Santri Tahun 2023, kerja sama NU Circle dan Ponpes KHAS Kempek berhasil melahirkan karya nyata untuk santri Indonesia, yaitu Berdirinya Pos Kesehatan Pesantren di Ponpes Khas Kempek. Ini perjuangan kecil yang berdampak besar bagi kebangkitan santri Indonesia di masa yang akan datang,” ujarnya.

Menurutnya, pendirian Poskestren merupakan bagian dari visi besar NU Circle dalam membangun Masyarakat Profesional Santri dan meningkatkan kesejahteraan warga nahdliyin. Santri harus sehat dan profesional sehingga kehadiran santri di mana pun di seluruh negeri ini dan di dunia global akan mewarnai dan memberikan manfaat serta inspirasi bagi masyarakat.

“Khoirunnas anfauhum linnas. Sebaik baik kita adalah yang paling banyak manfaatnya bagi masyarakat. Santri seperti inilah yang dicita-citakan oleh NU Circle dan kita semua,” ujar Gatot.

Poskestren ini beroperasi setiap hari dengan dan dijaga oleh dokter serta perawat. Dukungan peralatan medis, alat kesehatan dan obat-obatan cukup sebagai fasilitas kesehatan dasar. Santri dapat berobat dengan lebih mudah dan cepat karena tidak harus menempuh perjalanan keluar pondok.

Sebagai Staf Khusus Wakil Presiden RI dan Ketua Umum NU Circle, Gatot menyatakan bahwa hal-hal besar harus dimulai dari langkah-langkah kecil yang terus ditumbuhkan. Perubahan yang signifikan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti mengedukasi tentang pola hidup bersih sehat, mencegah pernikahan dini, dan menekankan pentingnya sanitasi yang baik. Ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga tentang martabat manusia.

“Stunting adalah salah satu tantangan besar yang kita hadapi. Bayangkan, satu dari tiga anak Indonesia mengalami Stunting. Ini bukan hanya angka, tetapi juga potret masa depan bangsa kita yang mungkin terancam,” katanya.

Di tengah ancaman tersebut, ada harapan besar yang tumbuh dan terus bergerak di pesantren. Bersama NU Circle, Pondok Pesantren KHAS Kempek telah membuktikan bahwa edukasi dan kesadaran hidup sehat bisa dimulai dari pesantren.

“Melalui peresmian Pos Kesehatan ini, pesantren menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya mendidik agama tetapi juga mendidik masyarakat dalam aspek kesehatan,” ujarnya.

Menurutnya, pesantren menjadi garda terdepan dalam menyehatkan santri dan lingkungannya serta bersama-sama melakukan pencegahan Stunting dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon memberikan contoh bahwa pesantren bisa menjadi pusat pencerahan dan perubahan. Ini adalah salah satu wujud nyata bahwa pesantren adalah mitra pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan berdaya.

“Saya ingin mengajak seluruh warga pesantren dan masyarakat di lingkungan pesantren untuk bersama-sama mendukung inisiatif ini,” katanya.

Gus Pu, demikian Gatot Prio Utomo karib disapa, mengajak untuk menjadikan pos kesehatan ini bukan hanya sebagai tempat pelayanan, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan informasi.

Bersama itu pula turut diresmikan santri tani berupa revitalisasi kolam-kolam ikan dan pembuatan hidroponik untuk sayuran, juga pertanian tanaman bahan jamu. Baginya, membangun generasi sehat bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab seluruh masyarakat.

“Ini bukan hanya tentang kesehatan semata, tetapi tentang bagaimana bangsa Indonesia membangun peradaban baru Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” katanya.

231