Jakarta, Gatra.com – Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) RI, Dr. Gatot Prio Utomo, mengajak pihak pondok pesantren (Ponpes) di seluruh Indonesia untuk menggalakan upaya pencegahan stunting.
Gatot dalam keterangan pers pada Senin (29/1), menyampaikan, ponpes harus ikut melakukan upaya pencegahan karena untuk menangani persoalan ini harus melibatkan seluruh lapasan masyarakat sebagaimana pesan dari Wapres Ma'ruf Amin.
Perlu menggalakan pencegahan stunting karena di Ponpes terdapat satri, khususnya santriwati sebagai calon-calon generasi ibu yang harus dipantau kesehatan reproduksi dan kecukupan asupan gizinya.
“Kolaborasi berbagai pihak dalam menangani pencegahan stunting di masyarakat termasuk pesantren akan berdampak signifikan dalam menurunkan prosentase stunting di Indonesia,” ujarnya.
Gatot lebih lanjut menyambut baik sejumlah upaya yang telah dilakukan Ponpes KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat (Jabar), dalam mencegah stunting, di antarnaya melalui Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren).
Ia menyampaikan, pada 26 Januari 2024, sempat memberikan motivasi pada acara Peringatan Hari Gizi Nasional di Ponpes KHAS Kempek Cirebon bersama STIKES KHAS Kempek yang juga menghadirkan Pojok Stunting.
Kegiatan yang juga hasil kolaborasi dengan Puskesmas Winong itu untuk melayani warga Desa Kempek yang dipusatkan di Poskestren KHAS Kempek dan Puskesmas Palimanan untuk melayani Desa Pegagan yang dipusatkan di Polindes Pegagan.
Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi. Selain melibatkan santri-santri unit kesehatan Ponpes KHAS Kempek, sinergi dilakukan dengan para mahasiwa Prodi Gizi STIKES KHAS Kempek.
Bukan hanya itu, SMA Garuda Cendekia Jakarta juga ambil bagian dalam kegiatan tersebut melalui organisasi orang tua muridnya (KPOG) yang berperan memberi bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Pojok Stunting.
Selain itu, ada 3 dokter dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Trisakti (Usakti) Jakarta yang memberikan motivasi dan edukasi tentang stunting. Bagi Desa Kempek, ini adalah bulan kedua mereka di Pojok Stunting di Poskestren KHAS Kempek.
Ketua STIKES KHAS Kempek, Dr. Fariz MZ Zein, menyampaikan, pencegahan dan penanganan masalah stunting diperlukan aksi nyata bersama. Semangat peringatan Hari Gizi Nasional 2024 yang bertemakan “MP ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting” adalah intervensi yang dapat dilakukan oleh seluruh pihak.
“Tema tersebut juga mengindikasikan bahwa pencegahan dan penanganan stunting berawal dari rumah kita, apa yang disiapkan di dapur, disediakan dalam setiap piring, dan tentunya berlanjut pada pola asuh keluarga,” kata Fariz.
STIKES KHAS Kempek menganggap penting kehadiran akademisi yang terlatih untuk dapat hadir bagi masyarakat dalam mencegah stunting. Ini ditunjukkan dengan talkshow bagi mahasiswa STIKES KHAS tentang pencegahan dan penanganan stunting dari hulu ke hilir.
Menurutnya, dalam konteks layanan stunting bagi masyarakat, civitas academica STIKES KHAS bersama stakeholder dan mitra bestari menyelenggarakan Pojok Stunting yang terintegrasi dengan Poskestren di Pondok Pesantren KHAS, Kempek, Cirebon.
Kegiatan di Pojok Stunting tersebut meliputi edukasi bagi ibu hamil berisiko dan ibu yang terdampak anak stunting, pemeriksaan antropometri bagi bayi dan anak, serta pemberian pendampingan nutrisi.
Sementara itu, dosen FK Usakti, dr. Gita Handayani Tarigan, mengatakan bahwa pesantren merupakan tempat berkumpulnya anak-anak dalam satu lingkungan yang begitu besar dengan kerapatan kontak fisik yang tinggi, sehingga penting sekali mewujudkan kemandirian warganya dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Penerapan program pesantren sehat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya faktor-faktor risiko pada warga pesantren dan pertumbuhan fisik remaja yang sangat penting bagi kesehatan reproduksi,” katanya.
Dalam kaitannya dengan stunting, lanjut Gita, santri memegang peranan sangat penting untuk menjadi penggerak dalam mendorong kesehatan, baik fisik maupun lingkungan dalam upaya pencegahan stunting.
Santri juga diharapkan dapat menjadi contoh dalam hal memiliki asupan makan yang baik, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, menikah di usia cukup, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Acara tersebut dihadiri para santri dan santriwati dari Prodi Gizi STIKES KHAS Kempek. Santri memiliki tantangan untuk membuat aneka ragam jajanan dengan nilai gizi tinggi. Permasalahan yang sering ditemukan pada keluarga dengan anak stunting biasanya terkait dengan pola asuh keluarga terhadap anak.
Kebanyakan anak sudah diperkenalkan dengan jajanan sehingga anak tidak mau diberikan makanan. Hal ini dapat ditangkap menjadi peluang di mana makanan sehat yang diproduksi dapat dibuat dalam bentuk jajanan yang dikenali oleh anak sehingga mudah bagi anak untuk menyukainya.
Sementara itu, Ketua Prodi Gizi KHAS Kempek, Meliana Nursihhah, M.Gz, berujar bahwa kontribusi mahasiswa Gizi STIKES KHAS Kempek dalam penanganan stunting di Kabupaten Cirebon adalah adanya KKN tematik dengan tema stunting di daerah lokus yang tinggi stunting. Adanya KKN ini diharapkan mahasiwa bisa membantu dalam pencegahan stunting.
Wakil dari NU Circle, Ki Bambang Pharmasetiawan, mengatakan, sistem PMT berjenjang ini pada revitalisasi Pojok Stunting di Poskestren KHAS Kempek, yang merupakan buah karya bersama NU Circle, STIKES KHAS Kempek, dan Puskesmas Winong, yang mulai berjalan sejak dua bulan lalu dapat lebih fokus pada penanganan pencegahan stunting.
PMT biasa ditangani di Posyandu sambil menyaring ibu hamil yang anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan juga yang nyaris menjadi Bayi Garis Merah (BGM) yang selanjutnya ditangani Pojok Stunting. Ke depan pihak swasta diharapkan bisa lebih terlibat, terutama dalam program PMT sehingga kegiatan ini dapat lebih berkelanjutan.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala DPPKBP3A, Hj. Eni Suhaeni, SKM, M.Kes; KH. Muhammad BJ, Gus Ahmad Ashif Shofiyullah, perwakilan wakil bupati, perwakilan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kabupaten Cirebon, Kepala Puskesmas Palimanan, Yuli Indriasari; dan Kepala Puskesmas Winong, Artono.