Home Pendidikan Penguatan Vokasi Jadi Prioritas Dalam Sambut Bonus Demografi

Penguatan Vokasi Jadi Prioritas Dalam Sambut Bonus Demografi

Jakarta, Gatra.com - Penyiapan tenaga kerja yang kompeten harus menjadi prioritas dalam menyongsong bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Salah satu strategi yang didorong dalam pemenuhan tenaga kerja kompeten adalah penguatan di bidang pendidikan vokasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengatakan, Pemerintah menyadari bahwa vokasi bisa menjadi sebuah pemantik pemenuhan tenaga kerja yang maksimal. Oleh karenanya dalam kebijakan Merdeka Belajar, transformasi vokasi menjadi suatu strategi dalammengembangkan potensi dan bakat para siswa.

"Lewat kurikulum merdeka pun, kita bangun kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Agar kolaborasi dapat meramu apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja kita kedepan," ujar Kiki dalam kegiatan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) di Jakarta, dikutip Minggu (15/10).

Kiki mengakui, tantangan yang ada di vokasi selama ini banyak berkutat pada ketidak sesuaian kompetensi lulusan vokasi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Oleh karenanya, link and match antara pendidikan vokasi dengan DUDI menjadi sesuatu yang digenjot.

Kerja sama ini pun diharapkan meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kebutuhan industri. Nantinya baik DUDI maupun satuan pendidikan vokasi dapat gotong royong dalam mencetak lulusan vokasi yang bukan hanya berkompeten, namun juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

“Kami sangat terbuka dan mengundang semua pihak untuk masuk ke dalam sistem pendidikan, untuk membangun kompetensi anak bangsa untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Kiki.

Sementara itu, Ketua Steering Committee Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Pusat, Yunus Triyonggo, setuju bahwa peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia membutuhkan sebuah kolaborasi bersama.

Tak salah, dalam peta jalan Indonesia Kompeten 2030 yang disusun GNIK, kolaborasi menjadi sebuah kata kunci dalam upaya berkontribusi dalam peningkatan kualitas dan kompetensi SDM secara nasional di semua sektor industri.

“Kita memiliki sumber daya manusia yang memiliki potensi, hanya perlu berkolaborasi untuk merancang dan mengeksekusi program intervensi dalam mencetak SDM terampil, dan siap masuk ke dunia usaha dan dunia industri,” kata Yunus menandaskan.

200