Home Ekonomi Selain Giat Bisnis, Nasabah PNM Mekaar Diminta Jaga Lingkungan Resik Tanpa Plastik

Selain Giat Bisnis, Nasabah PNM Mekaar Diminta Jaga Lingkungan Resik Tanpa Plastik

Jakarta, Gatra.com – Ibu-ibu nasabah PNM Mekaar mendapatkan pelatihan mengelola plastik agar lingkungan resik tanpa plastik dari aktivis lingkungan perempuan Dinni Septianingrum.

Kepala Divisi PKU PNM, Dicky Fajrian, dalam keterangan pers pada Jumat (27/10), mengatakan, dia berhasil menciptakan sirkulasi sampah plastik yang baik di sekitar lingkungannya.

Dinni Septianingrum selaku Founder & COO Seasoldier Foundation menyampaikan, awalnya melakukan hobi traveling sampai kemudian tergerak setelah melihat sampah, khususnya plastik yang menumpuk di lautan.

“Ibu-ibu di sini sebagai pemilik UMKM pasti paham pentingnya packaging atau kemasan plastik, namun hal ini menimbulkan masalah besar,” katanya dalam acara yang dihelat secara hybrid dari Menara PNM.

Dicky menyampaikan, pihaknya bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.

Dengan demikian, lanjut dia, banyak sekali kegiatan yang mendorong aspek keberlanjutan dalam mendampingi usaha para nasabah PNM Mekaar.

Ia menjelaskan, upaya ini selaras dengan PNM yang terus berkomitmen dalam menjalani pilar-pilar SDGs, tidak terkecuali pilar lingkungan, seperti pada poin 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, 13 Penanganan Perubahan Iklim, dan 15 Ekosistem Daratan.

“Fokus kami memang peningkatan produktivitas usaha nasabah melalui berbagai macam pelatihan dari bagian Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU), namun aspek berkelanjutan dalam concern lingkungan juga tidak boleh luput dari prioritas kami,” ujarnya.

Menurutnya, nasabah diajak kreatif dengan diadakannya lomba daur ulang sampah plastik pada kegiatan ini. Interaksi nasabah dengan para narasumber lainnya juga menghasilkan informasi baru akan bagaimana melakukan proses bisnis yang ramah lingkungan.

Ia menyampaikan, ini mengingat anggaran usaha yang selalu diusahakan terus ditekan menjadi tantangan dalam mencari opsi kemasan atau proses produksi yang ramah lingkungan. Namun, berbagai opsi diperlihatkan seperti daur ulang sampah yang juga dapat menghasilkan kocek.

“Akses seperti ini yang terkadang tidak setiap hari didapatkan oleh ibu-ibu nasabah,” kata Mira Damayanti, Kepala Divisi Jasa Manajemen dan TJSL (JMT) PNM.

Ia mengungkapkan, walaupun masih banyak tahapan yang harus dijalani, setidaknya mereka sudah mulai tersadarkan akan pentingnya memiliki usaha sambil menjaga lingkungan.

62